Share

Bab 42. Kepulangan Aidan

Aidan sudah sampai di Jakarta. Tak lupa lelaki itu mengabari Raika. Ia tak ingin kekasihnya itu merasa khawatir.

Perjalanan menuju Jakarta hampir memakan waktu enam jam. Aidan lupa, jika hari sabtu adalah waktu di mana orang-orang senang menghabiskan waktu di luar rumah. Bahkan saat di tol, mobil yang dikemudikan oleh supir keluarganya ini tak bergerak selama satu jam. Macet total.

Aidan sampai di rumahnya saat adzan maghrib berkumandang. Setelah mengucapkan terima kasih pada supirnya, Aidan masuk ke rumah dalam keadaan lelah. Padahal bukan dia yang mengemudi.

Aidan duduk di sofa ruang depan setelah mengucapkan salam. Seorang pembantu datang dengan membawa minuman hangat untuk Aidan.

“Makasih, Mbok,” ujar Aidan.

“Sama-sama, Den.”

Sang pembantu kembali ke dapur. Paman Aidan, Faris, datang menyambut ponakannya. Aidan segera berdiri dan menyalami pamannya.

“Macet banget, ya, Lek?” Tanya sang paman melihat raut lelah Aidan. Keduanya kembali duduk di sofa berseberangan.

“Banget, Paman. Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status