Share

182. Di Pijat Anya

Setelah minum air mineral yang diberikan Anya, aku barulah sedikit tenang. Sejak diserang stroke aku sering dihinggapi rasa cemas, aku menyadari kalau hal itu tidak baik dampaknya bagi pikiran. Aku menjadi kurang enjoy menjalani hidup.

“Om gak usah khawatir, malam ini aku akan menemani om. Aku sudah siapkan segala sesuatunya untuk kebutuhan kita berdua.” ujar Anya saat menatapku.

“Terima kasih Anya, om sih sebetulnya aman-aman aja sih. Tapi, kalau kamu sudah siap menemani om gak menolak.”

Aku tidak bisa bayangkan kalau isteriku tahu, bahwa aku ditemani seorang gadis seusia anakku. Pikiran itu kembali aku tepis, aku tidak ingin tertekan perasaan oleh pikiran semacam itu.

Kadang suara bisikan menggoda dibenakku, “Nikmati saja hidup seperti menikmati hidangan yang sudah tersedia.”

Bisikan seperti itu terus melintas dalam pikiranku, seakan mengajakku untuk melanggar apa yang sedang aku hindari. Anya terus memperhatikan saat aku terus merenung,

“Om gak perlu banyak beban pikiran, lepas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status