Share

181. Menunggu Waktu

Kesibukan di kantor tidak lagi menyita waktuku, karena sebagian besar beban tugasku sudah ditangani Nara. Sementara, keberadaanku di kantor masih dibutuhkan, pemikiran dan tenagaku aku curahkan agar roda perusahaan terus berjalan.

Di usia yang masih tergolong produktif, aku sudah diintai serangan stroke yang bisa datang tiba-tiba. Ikhtiar yang aku jalani hanya berusaha menjaga kesehatan tubuh dan pikiranku.

Sehari-hari aku seperti menunggu waktu, waktu datangnya serangan tiba-tiba, waktu dipanggil untuk kembali, juga waktu bisa berkumpul dengan orang-orang yang aku cintai.

Aku teringat apa yang dikatakan Anya saat dia menyuapiku,

“Om.. aku rela menjadi Noni dalam imajinasi, om. Cuma itu cara aku bisa selalu ada di sisi om.”

“Anya, tetaplah kamu menjadi dirimu sendiri, dengan segala kelebihan yang kamu miliki. Itu saja sudah membuat om senang.”

Dalam kesendirianku di rumah, merenungkan betapa bersyukurnya aku yang diberikan limpahan nikmat. Nikmat bersahabat yang penuh ketulusan, d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status