Share

180. Perlakuan Anya

Setelah sambungan telepon dengan Anya berakhir, aku kembali melanjutkan pembicaraan dengan Nara,

“Om katakan itu semua karena ada firasat kalau om tidak lama memegang jabatan ini, Nara.”

Nara dengan optimis mengatakan padaku, bahwa keberadaan aku di kantor sangat dibutuhkan. Meskipun secara fisik tidak bekerja, namun sumbangsih pemikiran sangat dibutuhkan.

“Tetaplah om duduk di posisi kepala cabang, biar saya banyak menyerap ilmu dari om. Saya sangat bangga dengan om, karena perusahaan ini bisa om kendalikan.”

“Kita lihatlah seperti apa rencana Tuhan ke depannya, Nara. Om sih bangga kalau kamu bisa melanjutkan kepemimpinan perusahaan ini.”

Pembicaraan kami terhenti, karena Anya sudah muncul di depan pintu ruang kerjaku,

“Selamat siang om.. Siang mas Nara, maaf kalau aku mengganggu.” ucap Anya

“Siang Anya.. masuk aja,” Aku membalas sapaan Anya dan mempersilahkannya masuk. “Gak ada yang serius kok pembicaraan kami.” Lanjutku sembari berdiri menyambut kedatangan Anya.

“Yaudah om.. sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status