Share

Setelah satu tahun

Adam masih terdiam. Ia mencoba untuk bisa berkata-kata yang baik meskipun perkataan Hana cukup menyakitkan. "Kamu bisa belajar untuk lebih baik lagi 'kan, Hana?" tanyanya.

"Aku lelah. Kamu memang suamiku, Mas. Tapi ingat aku juga menjaga harkat dan martabat Kamu menjadi istri yang hamil. Agar bisa dipandang orang Kamu bisa punya keturunan," sahut Hana.

"Buang saja sampah itu di tempat sampah! Apa sulit nya sih?" titah Adam sedikit merasa kesal.

Hana pun bangkit dan bukannya memungut sampah justru ia menendang plastik bekas makanannya.

Hal itu membuat Adam tak bisa menahan emosi. "Hana, kamu keterlaluan sekali," pekiknya.

"Buang lah saja sana, Mas! Kan nggak sulit juga?" sahutnya lembut tetapi dengan tatapan yang mencibir.

Mendengar keributan di kamar Adam dan Hana, Bu Retno pin masuk tanpa permisi. "Ada apa ini ribut-ribut di rumahku?"

Hana pun menoleh. Tersenyum mengejek. "Ini lo, Bu. Anak kesayangan ibu yang mandul ini ingin aku membuang sampah. Tetapi aku keberatan. Karena aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status