Share

90. Jika Hanya Diam

"Mama yakin mau ikut menjenguk Andry? Kudengar kondisinya cukup parah, aku takut Mama pingsan atau seperti itu." Alvaro memastikan setelah mereka selesai dengan rumah yang baru dibeli.

"Pa, aku pernah melihat kondisi Papa yang parah. Aku yakin tak akan pingsan karena sudah pernah melihat yang lebih parah," sahut Saskia percaya diri. Dia pernah melihat darah Alvaro yang tergeletak di jalanan, dan itu adalah pemandangan yang sangat mengerikan. Saskia yakin, kondisi Andry sekarang lebih baik dari itu.

"Baiklah." Alvaro memerintahkan Pil untuk mampir ke toko buah sebelum ke rumah sakit.

Keduanya sampai di depan pintu kamar Andry. Ada Denis yang berdiri di samping pintu.

"Selamat siang, Tuan," sapa Denis hormat.

"Siang. Ada siapa di dalam?" tanya Alvaro.

"Ada Pak Roni, teman Tuan Andry. Saya akan mengabarkan kedatangan Tuan," jawab Denis, lalu bergegas masuk.

Tak lama kemudian Denis kembali. Alvaro dan Saskia masuk, bertemu dengan Andry yang terbaring di tempat tidur rumah sakit bersama Ro
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status