Share

Undangan

“Bangun, Harger.”

Suara berat terdengar setengah berbisik, dan jari – jari kasar itu, terus, setengah mengguncang lengannya untuk menarik Harger ke permukaan. Dia mengernyit dalam, kemudian membuka mata perlahan. Meregangkan tulang – tulang punggung. Mencoba meraih segenap informasi kembali, tetapi pengelihatannya yang samar – samar utuh mulai mendapati beberapa orang berbaris antre. Maju selangkah demi selangkah, tertib mengikuti alur jalan keluar.

“Kita sudah sampai?”

Ini bukan hanya spekulasi konyol. Harger tahu dia hanya berbasa – basi. Melihat sang hakim akan bangun, tindakannya lebih gesit dari kadar keinginan mentoleransi efek tidur yang lama sepanjang perjalanan.

Harger ingat ponselnya beberapa kali bergetar. Kendati dia tidak berusaha tahu siapa yang mendesak ingin bicara dengannya lewat sambungan telepon. Mengutamakan tidur terdahulu, dan menjadikan lengan sang hakim sebagai bantal penyangga, yang terasa jauh lebih menarik dari apa p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status