Share

Bab 23 Dia Memang Tampan

Laila tengah duduk di salah satu kursi yang paling dekat dengan jendela. Di depannya sudah terhidang satu cangkir kopi latte panas yang menemaninya. Ia menunggu Malik yang sedang berada di ruangan Saka. Entah apa yang mereka bicarakan. Laila tak mau tahu. Ia hanya tahu Malik akan menjelaskan sesuatu pada Saka.

Laila meraih cangkir lattenya. Menyesapnya lalu meletakkan kembali. Pandangannya terlempar keluar jendela, tapi pikirannya jelas tidak disitu. Ia memikirkan nasibnya yang terjerat pernikahan dengan tuan arogan bernama Malik.

Berkali-kali mengatai dirinya sial dalam hati. Laila tidak percaya diri bahwa dia mampu bisa menjalani pernikahan akibat jerat hutangnya pada tuan arogan itu. Ditambah Malik sudah menegaskan bahwa dia tidak akan menceraikannya sampai kapanpun, Laila merasa semakin merana. Siapa yang tahu tentang masa depan, bagus jika kelak mereka akan saling mencintai. Tapi kalau tidak? terlebih ibu mertuanya sangat tidak menyukainya. Laila lagi-lagi meratap dalam hati. Air
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status