Share

bab 100

“Mas! Masa kamu diam saja, sih, gak belain aku?” Novi berusaha memelas kepada Hendrik karena wanita yang dihadapinya kali ini sama sekali tidak mempan ia lawan sendirian.

“Buat apa aku belain kamu? Toh, kamu sendiri yang mulai duluan,” jawab Hendrik dengan enteng dan acuh tak acuh.

“Oh iya, jangan sekali-kali kamu katakan dia pembual. Karena apa yang dikatakan adalah benar, dia istriku. Kuharap kamu menerimanya dengan baik. Satu lagi, aku dan dia adalah pengantin baru, sudah sewajarnya kalau seharian ini kami ada di kamar.

“Selama kami di kamar, lantai bekas tumpahan itu harus bersih kinclong seperti sebelumnya dan jangan pernah ganggu kami meskipun hal sekecil sekalipun. Mengerti!”

Tanpa mempedulikan bagaimana perasaan dan mimik serta kondisi jantung Novi yang semakin memompa darah amarah hingga menggelegak ke ubun-ubun, Sabrina dan Hendrik langsung masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu dengan membanting menimbulkan rasa sakit bertubi-tubi untuk Novi.

Hal yang keluar dari mulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status