Share

bab 101

Jam terus berjalan, sekarang sudah waktunya makan siang. Perut lapar membuat kedua manusia sepasang yang sedang malas-malasan itu bangun, ditambah Sabrina mendesak Hendrik untuk bangun agar makan siang bersama secara romantis.

Hal itu Sabrina lakukan agar bisa memanas-manasi Novi juga agar Hendrik tidak curiga padanya bahwa pernikahannya kali ini tidak tulus serta ada sesuatu di baliknya.

Dengan semangat dan diekori oleh Hendrik, Sabrina membuka pintu kamarnya. Betapa terkejutnya ia, lantai yang tertumpahi kuah bakso beberapa jam lalu sama sekali belum dibersihkan oleh Novi.

Brak!

Tanpa kesabaran sedikitpun dan langkah tergesa-gesa, Sabrina mendorong daun pintu kamar yang dihuni oleh Novi dengan cara sangat kasar. Membuat Novi seketika terhenyak dari tidur tidak sengajanya.

Tanpa keluar sekatapun dan dengan emosi memuncak serta tenaga ekstra, Sabrina menyeret Novi yang masih gelagapan dari tidurnya menuju ke luar kamar.

“Bersihkan bekas kuah itu, sekarang!” teriak Sabrina menggel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status