"Boleh kamu menang dan merasa di atas angin saat ini, Novi. Tapi, lihat apa yang terjadi di kemudian hari! Kamu akan merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Kamu akan merasakan sakit hati yang lebih dalam lagi dari aku. Camkan itu! Dan untuk kamu, Mas. Duniamu akan hancur sehancurnya. Ingat, tabur tuai itu berlaku!" Dengan dada naik turun, Sarah mengucapkan sumpahnya. Wanita yang telah baru saja melahirkan itu tidak dapat menahan amarahnya setelah mengetahui dirinya dimadu dan langsung diceraikan oleh suaminya, Hendrik. Novi dan Hendrik hanya senyum meremehkan, dianggapnya ucapan Sarah adalah angin lalu. Namun, apa yang diremehkan oleh mereka ternyata menjadi nyata suatu hari. Bagaimana cara Tuhan mengabulkan Doa Sarah? Ikuti kisahnya di sini.
Lihat lebih banyakCklek! Begitu pintu berhasil Novi buka, matanya seketika disuguhkan pemandangan yang menyakitkan mata, pikiran, hati dan perasaan. “Sabrinaaaaa! Apa yang kamu lakukan!” teriak Novi begitu kencang dan menggelegar. Novia mengeluarkan semua tenaganya tanpa sedikitpun ada takutnya lagi pada Sabrina demi bisa meluapkan rasa menyesakkan di dada. Sabrina belum jauh dari ruang tamu, hanya bisa memutar matanya jengah. Ia menduga kalau Novi pasti sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi di kamarnya Setelah Novi berteriak, tubuhnya langsung luruh ke lantai. Ia lemas tak berdaya saat pintu kemari terbuka lebar memperlihatkan isi koleksi barang-barang bermerk telah lenyap. Jelas saja ia tak berdaya dan terkejut, barang tersebut adalah impian yang sedikit demi sedikit ia berhasil kumpulkan, meskipun harganya tidak sampai puluhan atau ratusan juta. “Ada apa sih teriak-teriak? Gak bisa dengan suara biasa saja? Atau, kamu sudah kangen banget dengan sentuhan penuh kelembutan dari tanganku ini?” Sab
Memang karma tidaklah ada. Namun, hukum sebab akibat akan selalu ada, dan itu benar terjadi. Bilamana kita berbuat jahat kepada orang lain, kadang yang membalas bukanlah si korban, melainkan orang lain. Begitu juga dengan kehidupan yang sedang Novi jalani hari ini. Novi yang satu tahun lalu menyakiti hati dan kehidupan Sarah dengan cara dinikahi oleh Hendrik dan meminta untuk menceraikan Sarah, mendapatkan balasan yang setimpal. Bahkan lebih dari itu. Tentu saja Tuhan menggerakkan Sabrina untuk membalas kelakuan Novi kala itu. Sabrina adalah sepupu Sarah. Saat tahu siapa orang yang sudah berani menyakiti perasaan dan kehidupannya, sejak saat itu Sabrina secara diam-diam mencari tahu tentang kehidupan para pelaku tersebut, tak lain adalah Hendrik dan Novi. Setelah mendapatkan apa yang Sabrina butuhkan, ia segera melancarkan serangan pembalasan berupa masuk ke kehidupan pernikahan Hendrik dan Novi dengan menjadi istri ketiga Hendrik atau adik madunya Novi. Itulah misi dan alasan meng
Plak! “Dasar perempuan gak guna! Apa yang kamu masak, hah? Masak seperti ini saja gak becus! Atau, kamu mau meracuni saya?” Sabrina murka sekaligus curiga. Rasa tak karuan seperti bau bawang putih juga merah tak diulek, asin, dan rasa tak jelas lainnya yang dirasakan saat mencicipi hasil masakan Novi membuat Sabrina kembali meradang. Bahkan, tak segan-segan ia menghadiahkan sebuah tamparan untuk Novi. Sementara Novi yang mendapatkan tamparan tersebut hanya bisa menunduk seraya memegang pipinya merasakan sakit dan perih. Keberaniannya menghilang seiring kesemena-menaan yang terus dilakukan oleh Sabrina kepadanya. Pranggg!!!! Tak sampai di situ, dengan napas tersengal-sengal akibat emosi yang terus membuncah, Sabrina membuang semua masakan tersebut ke lantai dengan cara sangat begitu kasar. Novi semakin takut. Badannya menggigil tak berani berkutik dan bergerak se-cm pun dari tempat berdirinya. Jangankan bergerak, dirinya saja lemas. Sumber kekuatannya seperti nyaris hilang. Nafs
Jam terus berjalan, sekarang sudah waktunya makan siang. Perut lapar membuat kedua manusia sepasang yang sedang malas-malasan itu bangun, ditambah Sabrina mendesak Hendrik untuk bangun agar makan siang bersama secara romantis. Hal itu Sabrina lakukan agar bisa memanas-manasi Novi juga agar Hendrik tidak curiga padanya bahwa pernikahannya kali ini tidak tulus serta ada sesuatu di baliknya. Dengan semangat dan diekori oleh Hendrik, Sabrina membuka pintu kamarnya. Betapa terkejutnya ia, lantai yang tertumpahi kuah bakso beberapa jam lalu sama sekali belum dibersihkan oleh Novi. Brak! Tanpa kesabaran sedikitpun dan langkah tergesa-gesa, Sabrina mendorong daun pintu kamar yang dihuni oleh Novi dengan cara sangat kasar. Membuat Novi seketika terhenyak dari tidur tidak sengajanya. Tanpa keluar sekatapun dan dengan emosi memuncak serta tenaga ekstra, Sabrina menyeret Novi yang masih gelagapan dari tidurnya menuju ke luar kamar.“Bersihkan bekas kuah itu, sekarang!” teriak Sabrina menggel
“Mas! Masa kamu diam saja, sih, gak belain aku?” Novi berusaha memelas kepada Hendrik karena wanita yang dihadapinya kali ini sama sekali tidak mempan ia lawan sendirian. “Buat apa aku belain kamu? Toh, kamu sendiri yang mulai duluan,” jawab Hendrik dengan enteng dan acuh tak acuh. “Oh iya, jangan sekali-kali kamu katakan dia pembual. Karena apa yang dikatakan adalah benar, dia istriku. Kuharap kamu menerimanya dengan baik. Satu lagi, aku dan dia adalah pengantin baru, sudah sewajarnya kalau seharian ini kami ada di kamar. “Selama kami di kamar, lantai bekas tumpahan itu harus bersih kinclong seperti sebelumnya dan jangan pernah ganggu kami meskipun hal sekecil sekalipun. Mengerti!” Tanpa mempedulikan bagaimana perasaan dan mimik serta kondisi jantung Novi yang semakin memompa darah amarah hingga menggelegak ke ubun-ubun, Sabrina dan Hendrik langsung masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu dengan membanting menimbulkan rasa sakit bertubi-tubi untuk Novi. Hal yang keluar dari mulu
Usai ijab kabul tersebut, acara makan-makan pun terlaksana. Meskipun acaranya di gedung, namun tak banyak yang hadir dan diundang. Mereka tak lebih dari lima puluh orang. Mengadakan pernikahan di gedung adalah sebuah pencitraan diri yang dibangun oleh Sabrina. Juga bentuk menghargai dirinya sendiri sebagai seorang gadis yang dinikahi oleh lelaki beristri pun sudah menikah dua kali pada sebelumnya. Meskipun hanya acara dan tamu dengan jumlah alakadarnya, Sabrina meminta Hendrik untuk menginap di hotel yang bersatu dengan gedung tersebut. Malam pun tiba, dengan segala persiapan dan perasaan penuh gebu yang sudah tidak ia rasakan selama berbulan-bulan karena Novi sudah tidak menarik lagi atau alasan lainnya adalah mendadak tidak mood saat mengingat banyak hal si*al dalam setiap harinya di lokasi kerja. Sadar dan tahu makna tatapan dari Hendrik yang diberikan kepadanya, Sabrina mengajukan beberapa syarat. “Mas, apakah kamu mau kita begituan sekarang?” Sabrina melembutkan suaranya pen
“Mbak, aku besok mau nikah!” Sabrina melapor pada Sarah sore itu. “Apa! Kamu mau menikah? Dengan siapa? Kenapa kamu tidak pernah cerita denganku kalau sudah mau menikah? Kenapa baru sekarang? Apa kamu sudah tidak menganggapku lagi?” Sarah memberondong Sabrina dengan banyak pertanyaan di tengah keterkejutan dirinya. Ia juga mendadak sedih, juga hatinya mencelos seketika. Jelas saja! Hati siapa yang tidak sakit saat satu-satunya keluarga yang dipunya dan begitu sangat dekat tiba-tiba akan menikah tanpa menceritakan sebelumnya dan sama sekali tidak menjadikan dirinya berpartisipasi dalam pernikahan tersebut. Melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Sarah, Sabrina mendadak tidak enak hati. Ingin rasanya tidak usah memberitahukan kepadanya. Tapi, semuanya sudah terlanjur terucap. “Maaf, Mbak. Bukan tidak ingin memberitahukan semua sebelumnya. Hanya saja, aku merahasiakan ini sebagai sebuah pembalasan. Aku takut jika Mbak Sarah tahu sejak lalu, kemudian rencanaku malah menjadi berantakan
Pagi itu, seperti yang sudah disepakati oleh Hendrik dan Syasya lima belas hari sebelumnya ditambah diingatkan kembali oleh Syasya semalam, Hendrik dan Syasya bertemu di sebuah tempat. Agenda pada pagi hari itu dimulai dengan keduanya pergi ke sebuah butik yang cukup mahal. Hendrik yang notabenenya laki-laki perhitungan cukup terkejut melihat harga-harga di sana. Namun, untuk membuktikan dirinya layak mendampingi Syasya sebagai calon suami, ia menekan egonya dalam-dalam agar ikhlas dalam membayarinya. “Edun, mahal amat! Cuma ginian aja belasan juta? Sangat disayangkan sekali. Tapi, apa boleh buat? Semua itu demi dapatkan dia,” batin Hendrik tak karuan saat melihat price tags tersebut. Ia menelan salivanya susah payah. Namun, dengan segera menyembunyikan sikapnya tersebut. Syasya tahu sebenarnya apa yang saat ini ada di benak Hendrik. Dengan mengulas senyum diam-diam, Ia membiarkan Hendrik bergulat dengan pikirannya sendiri, antara mau membayarkan atau tidak. Syasya juga tidak pedul
Seminggu telah berlalu. Tepat seperti yang sudah ditekan dan diancamkan kepada pemborong dan mandor oleh Hendrik, semuanya sudah rampung seratus persen. Kini berkat penambahan pekerja dan kerja keras tanpa ugal-ugalan dari mereka selama seminggu, pihak investor sudah bisa meresmikan serta mulai menggunakan proyek tersebut. “Pak Hendrik, proyek sudah selesai. Sekarang kita sudah tidak ada lagi urusan,” lapor pemborong kepada Hendrik pada siang itu. Mereka menghubungi Hendrik agar menjadi saksi atas ucapannya tersebut. Mendengar kabar dan mengetahui bahwa proyek tersebut sudah berhasil ditangani dengan benar sesuai waktu yang ditentukan, Hendrik senang luar biasa. Ia bisa bernapas lega karena bayang-bayang akan tuntutan berupa penjara atau denda berkali lipat jika dalam seminggu tidak selesai, sudah hilang. Kelegaan juga sama dirasakan oleh pemborong dan mandor. Mereka dua juga sudah lepas dari rasa takut dan was-was akan tuntutan yang dilayangkan oleh Hendrik jika sampai tidak berha
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.