Share

bab 97

Pagi itu, seperti yang sudah disepakati oleh Hendrik dan Syasya lima belas hari sebelumnya ditambah diingatkan kembali oleh Syasya semalam, Hendrik dan Syasya bertemu di sebuah tempat.

Agenda pada pagi hari itu dimulai dengan keduanya pergi ke sebuah butik yang cukup mahal. Hendrik yang notabenenya laki-laki perhitungan cukup terkejut melihat harga-harga di sana. Namun, untuk membuktikan dirinya layak mendampingi Syasya sebagai calon suami, ia menekan egonya dalam-dalam agar ikhlas dalam membayarinya.

“Edun, mahal amat! Cuma ginian aja belasan juta? Sangat disayangkan sekali. Tapi, apa boleh buat? Semua itu demi dapatkan dia,” batin Hendrik tak karuan saat melihat price tags tersebut. Ia menelan salivanya susah payah. Namun, dengan segera menyembunyikan sikapnya tersebut.

Syasya tahu sebenarnya apa yang saat ini ada di benak Hendrik. Dengan mengulas senyum diam-diam, Ia membiarkan Hendrik bergulat dengan pikirannya sendiri, antara mau membayarkan atau tidak. Syasya juga tidak pedul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status