Share

bab 68

“Kalau bisa dua, kenapa harus hanya satu?” sela Syasya dengan menaik turunkan alisnya dan seringai serta tangan melipat di dada, membuat Hendrik melongo karena terkejut mendengarnya.

“M-maksudmu, kamu tidak apa-apa dan setuju kita menjalin hubungan?” Hendrik memastikan, matanya mengerjap.

Syasya hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

“Sudah, ya!” Syasya berdiri dan meninggalkan Hendrik yang masih tak percaya.

“Oh iya, makanannya aku tidak butuh! Bawa pulang saja,” ucapnya sebelum benar-benar pergi dari restoran. Hendrik yang sedang senang, tidak sadar hanya mengikuti arah ke mana berjalannya Syasya tanpa berniat mencegah.

“Apa katanya tadi? Ah, Hendrik! Pesonamu tidak pernah main-main!” soraknya disertai jingkrak-jingkrak, membuat mata pengunjung menatap padanya dengan heran.

*****

Hari ini puasa ketiga. Tepat pada jam sepuluh pagi, Sabrina sudah bersantai di rumah. Seluruh urusan dan pesanan ayam di kandang sudah selesai dikirimkan ke pemesan dan restoran-restoran termasu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status