Share

bab 86

Seiring waktu, obrolan pun meningkat tajam. Mereka di masing-masing pihak mengobrol puas seperti sudah saling kenal lama, juga seakan-akan lupa bahwa mereka harus berpura-pura. Melihat itu, Syasya nampak gelisah dan ketar-ketir. Ia takut jika salah satu dari mereka keceplosan dan bisa berakibat gagalnya rencana epiknya.

Namun, kekhawatiran Syasya tak berlangsung lama karena beruntung obrolan mereka segera mereda pada pukul setengah sebelas malam.

“Terima kasih atas sambutan keluarga bapak kepada kami. Kami juga ucapkan terima kasih kepada Nak Syasya yang sudah mau menerima putra kami untuk menjadi suaminya. Semoga silaturahmi malam ini menjadi awal yang baik untuk hubungan keluarga besar kita. Untuk itu, kami pamit undur diri.”

Pria yang mengaku orang tua dari Hendrik itu berpamitan. Itu artinya pertemuan itu berakhir saat itu juga. Mereka semua berdiri dan saling bersalaman. Satu per satu dari rombongan Hendrik keluar dari rumah tersebut dan diantarkan oleh Bu Winda dan Pak Raharj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status