Setelah mendengar itu, Lydia mengangkat alis mata dan menoleh ke arah Janet sambil tersenyum setengah.Senyuman pada wajah Janet sontak memaku dan menoleh ke arah nyonya tua di samping secara refleks. Dia merasa kurang nyaman dan agak menantikannya.Jika dibandingkan, ekspresi Nyonya Besar Eva jauh lebih tenang. Dia hanya menoleh ke arah Janet sambil berkata dengan lembut, "Benar kata Nona Lydia, mesti mengakui kekalahan. Kalau nggak mampu menandingi, kita hanya bisa mengalah."Janet tidak terpikir bahwa Nyonya Besar Eva akan memberikan jawaban ini kepadanya. Dia menatap lekat pada Tanaya dengan mata yang merah, "Apa yang telah kamu lakukan?"Tanaya menyunggingkan tatapan dingin dan mengerutkan bibir, "Tiada komentar."Janet mengepalkan tangan dengan kejam. Kenapa tidak terpikir bahwa Tanaya benar-benar dapat melakukannya? Akan tetapi, bagaimana dia melakukannya? Ternyata dapat membuang muka Nyonya Besar Eva."Ck, kelihatannya ada orang yang ditakdirkan keinginannya nggak terkabul." Ly
Lydia meraba hidungnya, "Kenapa kamu tahu?"Siapa tahu betapa marahnya dia pada saat itu. Jika bukan karena takut melibatkan Tanaya, dia pasti akan menghancurkan kalung itu.Lapang dada? Maaf, tiada istilah seperti itu di Lydia.Dia menginginkannya, 'kan?Jika tidak dapat, Lydia akan menghancurkannya!Pokoknya, jangan berharap untuk merebut barang di sini!...Keesokan paginya, Tanaya membawa barang-barangnya pulang ke Keluarga Mauel, terutama setumpuk sketsa desain yang tebal.Saat dia tiba, hanya ada Nyonya Martha dan Vera yang berada di rumah.Saat melihat dia memindahkan barang, Nyonya Martha segera memanggil pembantu untuk membantunya, "Kenapa masih bengong? Cepat bantu Naya memindahkan barang.""Nggak apa-apa Nenek, ini adalah sketsa desain, aku memang nggak tenang untuk menyerahkannya kepada orang lain, jadi aku pindahkan sendiri," jelas Tanaya dengan suara lembut.Saat mendengar itu, Vera yang duduk di sofa sambil bermain game jari tangannya agak bergetar. Saat Tanaya membalikk
Selama beberapa hari, Tanaya tinggal di Keluarga Mauel. Selain mengerjakan desain, Tanaya juga sibuk membuat masalah untuk Vera.Malam hari ini.Saat makan malam keluarga, Tuan Besar Arya memandang Tanaya dan berkata dengan hangat, "Naya, bagaimana desainnya?"Seolah-olah sudah menduga pertanyaan itu, Tanaya menyerahkan kertas sketsa itu pada Tuan Besar Arya. "Ini ide awalku, dasarnya sudah selesai. Aku juga sudah mulai membuat desain detail di laptop."Bagaimanapun, Tuan Besar Arya memiliki latar belakang arsitektur. Dia tidak terburu-buru untuk makan, tetapi dengan cermat melihat gambar desain Tanaya."Bagus! Bagus, bagus sekali!"Beberapa saat kemudian, Tuan Besar Arya memuji dengan keras.Harus diakui bahwa Tanaya sangat berbakat dalam desain arsitektur. Meskipun sudah berkecimpung di industri ini selama bertahun-tahun, Tuan Besar Arya tetap merasa bahwa desainnya ditujukan langsung ke hati orang-orang dan selalu membuat orang merasa nyaman."Kakek, terlalu memujiku," kata Tanaya s
Nelia membujuk dengan suara lembut, juga merasa akhir-akhir ini posisi Tanaya di Keluarga Mauel makin meninggi.Setelah Nelia membujuknya beberapa saat, Vera akhirnya tenang.Namun, ketika Nelia pergi, Vera berpikir bahwa alasan mereka begitu tertarik pada Tanaya hanyalah karena proyek Taman Roseyard.Jika Tanaya gagal dengan proyek ini, bukankah mereka nggak akan menyukainya lagi? Mereka bahkan mungkin berpikir bahwa Tanaya lebih sering gagal daripada berhasil!Begitu ide ini muncul, ide ini dengan cepat berkembang pesat di benaknya.Vera langsung memikirkan tumpukan tebal rancangan desain di tangan Tanaya di atas meja makan barusan, matanya berbinar karena kegembiraan.Proyek Taman Roseyard mencakup area yang luas, sehingga perencanaan secara keseluruhan tidaklah mudah.Naskah desain sangat penting bagi setiap desainer, karena sering kali mereka mencatat data detail paling orisinal dan rencana perubahan, bahkan menyertakan banyak inspirasi desain yang hanya dapat dipahami oleh desain
Malam itu, ketika sampai di rumah, Tanaya hanya berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan berencana menghabiskan satu malam lagi untuk menyiksa Vera.Sebenarnya, Vera tidak bisa tidur nyenyak sepanjang malam.Pada awalnya, dia memperhatikan gerakan Tanaya setelah kembali ke kamarnya, berharap untuk melihat wajahnya yang ketakutan dan panik.Tanpa diduga, Tanya tidak melakukan gerakan apa pun sejak kembali ke kamarnya.Semakin lama menunggu, Vera menjadi semakin jengkel dan merasa semuanya tidak masuk akal.Penantiannya kali ini berlangsung hampir tiga jam.Saat itu hampir jam sepuluh malam dan Tanaya masih tidak merespons sama sekali, Vera akhirnya merasa panik.Mungkinkah Tanaya punya desain lain?Namun, dia dengan jelas telah memeriksanya pada saat itu, semua gambar desain telah dihancurkan olehnya. Mana mungkin Tanaya masih menginginkannya!Saat memikirkan hal ini, Vera meminta pelayannya menyiapkan dua makanan ringan tengah malam dan kemudian berinisiatif mengetuk pintu Tanaya.Tanaya
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali.Tanaya keluar dari kamar dengan cepat dengan wajah dingin dan kemudian bertanya pada semua orang yang ditemuinya, "Kemarin siapa yang pergi ke kamarku?"Para pelayan tertegun selama beberapa detik. Mereka takut dengan penampilannya dan segera menggelengkan kepala."Nona bilang nggak suka orang lain masuk ke kamarmu. Kecuali untuk pembersihan mingguan, kami nggak berani masuk ke kamar Nona."Pelayan itu menjelaskan dengan cepat, takut dirinya akan terlibat.Tanaya terlihat emosi lalu berjalan dengan ekspresi kesal. Nyonya Martha dan Tuan Besar Arya sudah tua, jadi mereka bangun pagi-pagi sekali dan yang lainnya sedang sibuk menyiram bunga.Theo juga berpakaian rapi lalu duduk di meja makan, jelas sekali dirinya belum makan."Naya sudah bangun, ya." Tuan Besar Arya berkata dengan hangat, jelas dalam suasana hati yang baik."Kakek, kemarin siapa yang datang ke kamarku?" Nada suara Tanaya sangat serius, seolah sedang tidak senang untuk menghadapinya. Bah
Dalam satu kalimat, dia berhasil menuding Tanaya.Tuan Besar Arya, Theo dan yang lainnya memandang Tanaya dengan tenang. Meskipun ekspresi mereka tidak berubah, Tanaya tahu bahwa mereka pasti curiga.Lagi pula, terlepas dari temperamen Keluarga Mauel yang penuh kecurigaan, hanya mereka sendiri yang tahu bahwa mereka memang sepenuhnya memanfaatkan dan membuat rencana untuk melawan Tanaya.Karena ada niat jahat, tentu saja tidak akan berpikir bahwa Tanaya mengabdi pada mereka.Terus terang, tidak peduli seberapa banyak mereka membujuk dan membesarkan seorang anak dari keluarga musuh dengan kasih sayang palsu, dia tetaplah orang luar bagi mereka.Siapa yang akan dicurigai pertama kali, dirinya sendiri atau orang luar?"Vera, apa maksudmu? Kakek harusnya tahu perkembangan rancangan desainnya. Kalau nggak terjadi apa-apa, bisa diselesaikan dalam batas waktu. Kenapa harus merusak kerja keras sendiri?"Tanaya memandang Vera dengan kesal, setiap kata yang dia ucapkan sepertinya tertahan dan ge
Tanaya tertegun selama beberapa detik, seolah tidak menyangka Tuan Besar Arya akan menanyakan hal seperti itu. Tanaya segera menggelengkan kepalanya dan tersedak, "Nggak mungkin, hanya ada data detail pada gambar desain di laptop. Aku pikir sudah terlambat untuk merencanakan ulang."Tuan Besar Arya juga sedikit cemas. "Apa kamu nggak ingat sama sekali tentang desain ini?""Ada beberapa ... tapi proyek Taman Roseyard mencakup area yang sangat luas dan melibatkan banyak bangunan. Bagaimana aku bisa mengingat semuanya? Terlebih lagi, meskipun aku mengingatnya, nggak ada jaminan bahwa itu akan akurat.""Pikirkan baik-baik lagi, kamu yang bertanggung jawab atas proyek ini. Keluarga tentu saja memercayaimu dalam segala hal. Sama sekali nggak boleh ada kesalahan saat ini," ujar Nyonya Martha dengan nada dingin.Mata semua orang tertuju pada Tanaya, seolah akan mengkhianati kepercayaan Keluarga Mauel selama tidak bisa menemukan solusi.Jika di kehidupan sebelumnya, Tanaya mungkin akan menyalah