Nelia membujuk dengan suara lembut, juga merasa akhir-akhir ini posisi Tanaya di Keluarga Mauel makin meninggi.Setelah Nelia membujuknya beberapa saat, Vera akhirnya tenang.Namun, ketika Nelia pergi, Vera berpikir bahwa alasan mereka begitu tertarik pada Tanaya hanyalah karena proyek Taman Roseyard.Jika Tanaya gagal dengan proyek ini, bukankah mereka nggak akan menyukainya lagi? Mereka bahkan mungkin berpikir bahwa Tanaya lebih sering gagal daripada berhasil!Begitu ide ini muncul, ide ini dengan cepat berkembang pesat di benaknya.Vera langsung memikirkan tumpukan tebal rancangan desain di tangan Tanaya di atas meja makan barusan, matanya berbinar karena kegembiraan.Proyek Taman Roseyard mencakup area yang luas, sehingga perencanaan secara keseluruhan tidaklah mudah.Naskah desain sangat penting bagi setiap desainer, karena sering kali mereka mencatat data detail paling orisinal dan rencana perubahan, bahkan menyertakan banyak inspirasi desain yang hanya dapat dipahami oleh desain
Malam itu, ketika sampai di rumah, Tanaya hanya berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan berencana menghabiskan satu malam lagi untuk menyiksa Vera.Sebenarnya, Vera tidak bisa tidur nyenyak sepanjang malam.Pada awalnya, dia memperhatikan gerakan Tanaya setelah kembali ke kamarnya, berharap untuk melihat wajahnya yang ketakutan dan panik.Tanpa diduga, Tanya tidak melakukan gerakan apa pun sejak kembali ke kamarnya.Semakin lama menunggu, Vera menjadi semakin jengkel dan merasa semuanya tidak masuk akal.Penantiannya kali ini berlangsung hampir tiga jam.Saat itu hampir jam sepuluh malam dan Tanaya masih tidak merespons sama sekali, Vera akhirnya merasa panik.Mungkinkah Tanaya punya desain lain?Namun, dia dengan jelas telah memeriksanya pada saat itu, semua gambar desain telah dihancurkan olehnya. Mana mungkin Tanaya masih menginginkannya!Saat memikirkan hal ini, Vera meminta pelayannya menyiapkan dua makanan ringan tengah malam dan kemudian berinisiatif mengetuk pintu Tanaya.Tanaya
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali.Tanaya keluar dari kamar dengan cepat dengan wajah dingin dan kemudian bertanya pada semua orang yang ditemuinya, "Kemarin siapa yang pergi ke kamarku?"Para pelayan tertegun selama beberapa detik. Mereka takut dengan penampilannya dan segera menggelengkan kepala."Nona bilang nggak suka orang lain masuk ke kamarmu. Kecuali untuk pembersihan mingguan, kami nggak berani masuk ke kamar Nona."Pelayan itu menjelaskan dengan cepat, takut dirinya akan terlibat.Tanaya terlihat emosi lalu berjalan dengan ekspresi kesal. Nyonya Martha dan Tuan Besar Arya sudah tua, jadi mereka bangun pagi-pagi sekali dan yang lainnya sedang sibuk menyiram bunga.Theo juga berpakaian rapi lalu duduk di meja makan, jelas sekali dirinya belum makan."Naya sudah bangun, ya." Tuan Besar Arya berkata dengan hangat, jelas dalam suasana hati yang baik."Kakek, kemarin siapa yang datang ke kamarku?" Nada suara Tanaya sangat serius, seolah sedang tidak senang untuk menghadapinya. Bah
Dalam satu kalimat, dia berhasil menuding Tanaya.Tuan Besar Arya, Theo dan yang lainnya memandang Tanaya dengan tenang. Meskipun ekspresi mereka tidak berubah, Tanaya tahu bahwa mereka pasti curiga.Lagi pula, terlepas dari temperamen Keluarga Mauel yang penuh kecurigaan, hanya mereka sendiri yang tahu bahwa mereka memang sepenuhnya memanfaatkan dan membuat rencana untuk melawan Tanaya.Karena ada niat jahat, tentu saja tidak akan berpikir bahwa Tanaya mengabdi pada mereka.Terus terang, tidak peduli seberapa banyak mereka membujuk dan membesarkan seorang anak dari keluarga musuh dengan kasih sayang palsu, dia tetaplah orang luar bagi mereka.Siapa yang akan dicurigai pertama kali, dirinya sendiri atau orang luar?"Vera, apa maksudmu? Kakek harusnya tahu perkembangan rancangan desainnya. Kalau nggak terjadi apa-apa, bisa diselesaikan dalam batas waktu. Kenapa harus merusak kerja keras sendiri?"Tanaya memandang Vera dengan kesal, setiap kata yang dia ucapkan sepertinya tertahan dan ge
Tanaya tertegun selama beberapa detik, seolah tidak menyangka Tuan Besar Arya akan menanyakan hal seperti itu. Tanaya segera menggelengkan kepalanya dan tersedak, "Nggak mungkin, hanya ada data detail pada gambar desain di laptop. Aku pikir sudah terlambat untuk merencanakan ulang."Tuan Besar Arya juga sedikit cemas. "Apa kamu nggak ingat sama sekali tentang desain ini?""Ada beberapa ... tapi proyek Taman Roseyard mencakup area yang sangat luas dan melibatkan banyak bangunan. Bagaimana aku bisa mengingat semuanya? Terlebih lagi, meskipun aku mengingatnya, nggak ada jaminan bahwa itu akan akurat.""Pikirkan baik-baik lagi, kamu yang bertanggung jawab atas proyek ini. Keluarga tentu saja memercayaimu dalam segala hal. Sama sekali nggak boleh ada kesalahan saat ini," ujar Nyonya Martha dengan nada dingin.Mata semua orang tertuju pada Tanaya, seolah akan mengkhianati kepercayaan Keluarga Mauel selama tidak bisa menemukan solusi.Jika di kehidupan sebelumnya, Tanaya mungkin akan menyalah
"Apa ... apa? Kamera apa?"Orang pertama yang berbicara adalah Vera. Ekspresinya menjadi kaku dan senyumannya pun segera menghilang.Theo turun dari lantai atas dengan membawa boneka beruang di tangannya dan berkata, "Aku sudah memeriksa semua kamar dan nggak menemukan apa pun yang berhubungan dengan desain, tapi aku menemukan sesuatu yang aneh di kamar Naya. Di dalam boneka ini ternyata ada kamera."Vera menoleh untuk melihat Tanaya dan berkata tanpa sadar, "Kamu benar-benar meletakkan kamera di dalam ruangan?"Tanaya tertegun selama beberapa detik, dengan ekspresi kebingungan di wajahnya."Bagaimana? Apa kameranya menyala? Bisakah digunakan?" Tuan Besar Arya tidak memperhatikan percakapan keduanya, tapi berbicara langsung kepada Theo.Lagi pula, saat ini, tidak ada yang lebih penting dari proyek Taman Roseyard."Naya?" tanya Theo sambil memandang Tanaya.Tanaya melangkah maju, mengambil boneka kecil itu di tangannya dan menunjukkan ekspresi yang sama seperti sebelumnya. "Ini hadiah y
Untuk sesaat, beberapa orang berkumpul di sekitar laptop. Karena semua orang belum tentu bisa melihatnya dengan jelas, Tanaya mengarahkan layarnya langsung ke layar TV besar di ruang tamu.Vera berdiri di tepi terluar kerumunan, tenggorokannya tercekat, jari-jarinya yang tergantung di sisinya gemetar tanpa sadar.Tidak akan terjadi ... tidak akan terjadi!Tidak mungkin kebetulan seperti itu terjadi.Vera belum pernah berdoa seserius yang dirinya lakukan sekarang.Sayangnya, Vera hanya bisa kecewa, Tuhan sepertinya tidak mendengarkan doanya.Beberapa saat berikutnya, pemandangan di dalam ruangan menunjukkan hari ketika Tanaya baru saja pindah kembali ke Keluarga Mauel.Tanaya baru saja selesai membongkar paket. Tanaya menundukkan kepalanya dan memainkannya sebentar, lalu meletakkan boneka itu di depan mejanya dan kemudian sebuah gambar muncul di layar.Pada hari pertama pulang, Tanaya sibuk mengemasi barang bawaannya. Di layar, Tanaya meletakkan barang satu per satu, sesekali meninggalk
Tanaya Davinon mati dalam sebuah ledakan yang direncanakan.Namun, dia tidak menyangka bahwa orang yang rela mengorbankan nyawa untuk menyelamatkannya adalah suami yang dia benci selama bertahun-tahun.Jiwanya melayang di udara. Dia dengan bingung melihat seorang pria yang sekujur tubuhnya berlumuran darah. Salah satu lengannya terluka.Henry Bastin menopang lantai dengan satu tangan. Kedua matanya merah. Dia merangkak menuju tubuh Tanaya yang hancur. Suaranya terdengar serak dan putus asa."Naya!""Henry ...."Suara Tanaya sangat pelan, tidak meninggalkan jejak apa pun.Anak buah Henry berlari masuk. Melihat Henry yang seperti itu, matanya pun memerah. "Turut berduka cita, Tuan Henry. Nyonya ... sudah pergi."...Henry diantar ke rumah sakit. Dia beberapa kali dinyatakan dalam kondisi kritis.Tanaya melayang dengan linglung di samping ranjang operasi. Melihat pria itu menggenggam ujung bajunya dengan erat, pelupuk mata Tanaya basah.Tanaya tidak mengerti kenapa pria yang pernah dia bo