Share

Terlahir Kembali untuk Cinta dan Dendam
Terlahir Kembali untuk Cinta dan Dendam
Penulis: Merah

Bab 1

Tanaya Davinon mati dalam sebuah ledakan yang direncanakan.

Namun, dia tidak menyangka bahwa orang yang rela mengorbankan nyawa untuk menyelamatkannya adalah suami yang dia benci selama bertahun-tahun.

Jiwanya melayang di udara. Dia dengan bingung melihat seorang pria yang sekujur tubuhnya berlumuran darah. Salah satu lengannya terluka.

Henry Bastin menopang lantai dengan satu tangan. Kedua matanya merah. Dia merangkak menuju tubuh Tanaya yang hancur. Suaranya terdengar serak dan putus asa.

"Naya!"

"Henry ...."

Suara Tanaya sangat pelan, tidak meninggalkan jejak apa pun.

Anak buah Henry berlari masuk. Melihat Henry yang seperti itu, matanya pun memerah. "Turut berduka cita, Tuan Henry. Nyonya ... sudah pergi."

...

Henry diantar ke rumah sakit. Dia beberapa kali dinyatakan dalam kondisi kritis.

Tanaya melayang dengan linglung di samping ranjang operasi. Melihat pria itu menggenggam ujung bajunya dengan erat, pelupuk mata Tanaya basah.

Tanaya tidak mengerti kenapa pria yang pernah dia bohongi, hancurkan, manfaatkan, bahkan khianati berulang kali ini akhirnya masih mau mengorbankan nyawa untuk menyelamatkannya.

Tanaya bersyukur dia mendorong Henry dengan sekuat tenaga di detik-detik terakhir.

Operasi berlangsung selama dua puluh jam lebih. Akhirnya Henry berhasil diselamatkan.

Akan tetapi, lengan kirinya diamputasi.

Satu bulan kemudian, Henry keluar dari rumah sakit.

Melihat pria berjas yang lengan kirinya kosong itu, dada Tanaya terasa sakit.

Dia telah membenci Henry selama bertahun-tahun.

Tanaya diasuh oleh Keluarga Mauel sejak kecil. Kemudian dia dan putra sulung Keluarga Mauel, Reiga Mauel, saling mencintai. Awalnya semuanya berjalan mulus, hubungan mereka sudah sampai di tahap membahas pernikahan.

Namun, Tanaya malah dilecehkan oleh Henry.

Demi membalas dendam sekaligus membalas budi Keluarga Mauel, Tanaya memanfaatkan dan mencelakai Henry berkali-kali, serta merusak proyek-proyek dan reputasi pria itu.

Mungkin pembalasan karma datang. Henry pun menyuruh orang untuk melukai mata dan menghancurkan wajah Tanaya.

Akhirnya, Henry bahkan mempermalukan Tanaya dengan cara menikahinya.

Pada malam pernikahan, Tanaya tersenyum sambil mengucapkan kutukan yang sangat sadis. "Suatu hari aku akan menarikmu turun ke neraka bersama, Henry!"

Tak disangka kini omongannya menjadi kenyataan.

Sebenarnya Tanaya sudah menyadari bahwa dia salah membenci orang. Namun, dia takut menghadapi kenyataan sehingga dia terus menghindar.

Mentang-mentang Henry akan menoleransi sikapnya.

Ketika Reiga mengikat bom di tubuhnya, Tanaya pun tidak bisa membohongi diri sendiri lagi.

Ya, dia telah salah membenci orang.

Dia memercayai Keluarga Mauel, salah paham pada Henry, menjadi kaki tangan penjahat. Tak hanya mencelakai keluarganya sendiri, Tanaya juga terus menyakiti Henry yang selalu melindunginya.

Sayangnya, dia tidak punya kesempatan lagi untuk mengucapkan maaf kepada pria itu.

"Bawa mereka padaku."

"Baik."

Suara dingin pria itu menyadarkan Tanaya dari pikirannya. Tak lama kemudian, sepasang pria dan wanita yang bau dan kotor serta diikat dilempar masuk.

Tanaya tertegun selama beberapa detik baru melihat wanita itu dengan jelas. Dia adalah putri Keluarga Mauel yang dimanjakan, Vera Mauel. Sedangkan pria yang disiksa hingga mengompol yang ada di samping Vera adalah Reiga yang dulunya terhormat.

Mereka berdua berlutut sambil bersujud dan memohon.

"Henry, biarkan kami hidup! Kami nggak akan merebut apa pun lagi!"

"Kami salah! Kami benar-benar sudah tahu salah! Tolong ampuni kami! Ampunilah kami ...."

"Ampuni kalian?" Henry mendengus. Belatinya didaratkan di wajah Vera. Matanya yang indah menunjukkan tatapan bengis. "Kalau aku mengampuni kalian, siapa yang mengampuninya?"

Mungkin tahu apa yang akan dihadapinya, Vera pun meronta mati-matian. Suaranya terisak ketika berkata, "Jangan ... jangan ...."

"Tuan Henry, aku sudah salah .... Aku benar-benar sudah tahu salah .... Aku seharusnya nggak melukai wajah Tanaya! Aku seharusnya nggak membuatnya buta!"

"Aku hanya terlalu mencintaimu! Aku benar-benar hanya terlalu mencintaimu! Kenapa kamu lebih pilih menikahi Tanaya yang buta dan hancur wajahnya daripada melirikku?!"

Henry mendengus. Sebelum Vera selesai berbicara, dia mengangkat belatinya, kemudian kilat dingin melintas.

Detik berikutnya, sebuah telinga berlumuran darah jatuh ke lantai.

"Ah!!!"

Jeritan mengenaskan terdengar. Wajah Vera penuh dengan darah. Karena luar biasa sakit, wajahnya berkedut dan berkeringat dingin.

Tanaya yang menyaksikan adegan ini bak tersambar petir.

Dia tidak menyangka bahwa orang yang mencelakainya adalah Vera yang selalu menyebut dirinya sebagai teman Tanaya.

Dia pikir pelakunya itu Henry.

Tanaya tertawa ironis. Dia merasa dirinya seperti idiot dari awal.

Begitu mengingat bagaimana dia memperlakukan Henry selama ini, Tanaya langsung merasa sesak.

"Kamu mencintaiku?"

Henry bertanya dengan geli sambil melihat wajah Vera.

Dia menyeringai, kemudian mengangkat dagu Vera. "Kalau begitu biar aku lihat seberapa besar cintamu."

Setelah itu, Henry mengangkat belatinya, lalu menyayat wajah Vera secara pelan dan dalam.

Setiap sayatannya begitu dalam hingga terlihat tulang.

Jeritan Vera terus berlangsung. Setelah menyayat belasan kali, Henry pun menusuk mata Vera.

Vera terbaring di lantai dengan wajah berlumuran darah, sekarat.

Reiga gemetaran di pojokan, tidak berani bersuara. Henry menyeringai, kemudian memotong lengan Reiga tanpa bertele-tele. Lengan Reiga dilempar. Henry bak iblis dari neraka.

"Ini utangmu padaku. Tapi utangmu padanya nggak akan bisa kamu lunasi."

Tatapan Tanaya kosong ketika dia mendengar kalimat tersebut.

Benar. Bagaimana bisa lunas?

Bagaimana Reiga bisa membayar janji manisnya pada Tanaya, serta ketulusan dan nyawa Tanaya?

"Bunuh aku kalau kamu berani, Henry!"

Reiga kesakitan hingga guling-guling di lantai. Mungkin terstimulasi oleh rasa sakit, dia tertawa dengan mata merah.

"Henry, kamu berbuat banyak untuknya lalu kenapa? Kamu nggak tega membiarkannya tahu kebenarannya lalu kenapa? Bukankah dia tetap rela mengorbankan segalanya untukku begitu aku rayu? Tanaya itu penjilat! Kamu pikir kamu siapa? Oh ya, bagi dia, kamu itu musuhnya! Hahaha!"

Kalimat Reiga menusuk lubuk hati Henry yang terdalam.

Senyum Henry perlahan menghilang. Dia berkata dengan tatapan dingin, "Biarpun benci, di hatinya tetap ada aku."

Ekor mata Tanaya terasa basah. Henry benar-benar bodoh!

Tak ingin beromong kosong lagi dengan kedua orang itu, Henry pun memandang Reiga dengan dingin. "Orang seperti kamu itu seharusnya dijadikan makanan anjing."

Setelah itu terdengar suara gonggongan anjing dari halaman. Anjing mastiff Tibet yang kelaparan mulai bergegas masuk karena mencium bau darah.

Jantung Tanaya menegang. Dia tidak mau Henry membunuh.

Akan tetapi, dia tidak tahu bahwa Henry tidak berpikir untuk hidup lagi ketika melihat Tanaya mati.

"Jangan ...."

Pupil mata Reiga mengecil. Dia hendak minta ampun.

Sayangnya sudah terlambat. Mastiff Tibet yang kelaparan langsung bergegas ke arah Reiga ketika mencium bau amis darah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status