Share

Bab 4

Henry memicingkan mata, menatap Tanaya. Tatapannya tampak bahaya.

Tanaya merasa sedikit takut. Dia berkata dengan sedikit menyanjung, "Proyek Kota Lumina ...."

"Aku katakan sekali lagi. Turun."

Suaranya terdengar dingin sehingga atmosfer di dalam mobil pun menurun, membuat orang sesak.

Hati Tanaya menegang. Dia menelan air liur lalu menatap Henry sembari berkata, "Aku benar-benar ingin membahas sesuatu denganmu."

Mata Tanaya jernih dan bersih. Dia menatap Henry dengan gelisah, gugup sekaligus berharap.

"Jangan menguji kesabaranku," kata Henry, menjatuhkan ultimatum terakhirnya.

Jari Tanaya bergetar. Dia mencengkeram ujung baju Henry dengan berani kemudian berkata, "Bisakah kamu percaya sekali padaku?"

Kata "percaya" terlalu berat. Mengingat perbuatannya di kehidupan lampau dan sekarang, Tanaya merasa sulit untuk mengatakannya.

Namun, bagaimanapun, dia tetap harus mengatakannya.

Selama dia bisa menghentikan kerja sama kali ini, maka dia bisa mengembalikan semua kesalahan dia sebabkan ke posisi semula.

Henry menatap Tanaya sekian lama. Mata Tanaya memerah dan tampak berharap. Sesaat kemudian Henry berujar, "Jangan menyesal, Tanaya."

Tanaya tertegun selama beberapa detik. Dia tidak mengerti apa maksud Henry.

Detik berikutnya, Henry menarik pandangannya kembali lalu berkata, "Jalan."

Ethan menyahut kemudian segera menginjak pedal gas.

Henry tidak lagi mengusir Tanaya. Tanaya pun menghela napas lega. Dia memikirkan kata-kata yang akan dia sampaikan nanti.

Sebenarnya sebelum melihat Henry, Tanaya sudah memikirkan cara untuk membujuk pria itu membatalkan kerja sama dengan Keluarga Mauel.

Akan tetapi, semua pikirannya berubah menjadi tak berarti ketika dia melihat Henry.

Bagaimanapun, hari ini Tanaya baru mengancam Henry untuk menyerahkan proyek kepada Keluarga Mauel dengan "insiden" tadi malam. Baru setengah hari, Tanaya langsung berubah pikiran. Siapa pun akan merasa janggal.

Haruskah Tanaya mengatakan bahwa Keluarga Mauel berniat buruk dan licik? Bagaimana mungkin Henry tidak tahu?

Mengatakan bahwa Keluarga Mauel menggunakan cara kotor dan korupsi bahan? Sebenarnya Henry juga tahu.

Tanaya lupa seberapa hebatnya Henry. Sebenarnya pria itu tahu semua gerak-gerik Tanaya dan Keluarga Mauel. Dia terus mengalah hanya karena rela.

Sebelum Tanaya berpikir lebih jauh, mobil sudah berhenti.

Dia menoleh ke luar jendela. Terlihat halaman sebuah vila yang agak asing, tetapi juga familier.

Setelah Tanaya dan Henry menikah di kehidupan sebelumnya, Tanaya tinggal di vila ini selama beberapa tahun. Hanya saja saat itu dia sudah buta, jadi walau familier, dia tidak pernah mengamati tempat ini dengan cermat.

Berdiri di halaman, merasakan tiupan angin, mendengar suara air mancur dan dahan pohon. Tanaya merasa tercekat, dia memejamkan matanya.

Suaranya mirip dengan yang ada di dalam ingatannya, tetapi sedikit berbeda.

Setelah menikahi Henry, pembantu yang merawat Tanaya pernah mengatakan bahwa Henry menanam lautan bunga di halaman. Saat angin bertiup, mereka bisa mendengar gemeresik dahan dan dedaunan serta mencium aroma bunga.

Hal itu adalah salah satu kegembiraan Tanaya.

Tanaya menyukai tempat ini walaupun sekarang tidak ada lautan bunga dan air mancur. Tempat ini membuatnya tenang.

Setelah Henry berjalan beberapa langkah dan Tanaya tidak mengekorinya, dia pun menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke belakang.

Wanita bergaun putih itu berdiri di bawah langit berbintang dan lampu halaman. Wajahnya terlihat segar dan gembira, begitu bersih bak peri yang jatuh ke dunia.

Jakun Henry naik turun, jarinya terkepal.

Kenapa Tanaya masih mau mengganggunya di saat dia sudah mengalah berkali-kali?

Tanaya yang menyadari pandangan Henry pun menoleh ke arah pria itu.

Tubuh pria itu tegap, ekspresinya dingin. Dia berdiri di bawah lampu, bayangannya panjang, seperti pernah menunggu Tanaya berkali-kali di tempat itu.

"Kamu menyesal?" tanya Henry.

Tanaya tertegun selama beberapa detik. "Apa?"

Menyesal apa?

Tanaya tidak mengerti.

Tatapan Henry gelap. Dia membuka muka lalu berjalan ke dalam vila. Tanaya pun buru-buru menyusul.

"Henry, coba pertimbangkan lagi soal proyek Kota Lumina."

Tanaya berdiri dengan gelagapan di ruang tamu. Ekspresi Henry tampak tenang. Dia melepaskan jas dengan santai, kemudian melemparnya ke samping. Setelah itu, dia menarik dasinya dengan satu tangan diikuti oleh jam tangan.

Henry sama sekali tidak melihat Tanaya maupun bersuara, tetapi dia juga seperti sedang menunggu kelanjutan dari wanita itu.

"Sebenarnya Keluarga Mauel memperlakukanku dengan buruk. Mereka hanya ingin membuat jebakan agar bisa kerja sama denganmu," ucap Tanaya yang tidak bisa membaca pikiran pria itu.

Gerakan jari Henry berhenti sejenak. Dia melirik Tanaya dengan tatapan menilai. "Apa lagi yang kamu rencanakan?"

Ketika melihat mata dingin itu, hati Tanaya pun menegang.

"Kamu itu seorang pebisnis. Kamu pasti tahu pilihan apa yang menguntungkanmu. Keluarga Mauel bukan mitra kerja sama yang baik. Kalau kamu bekerja dengan menggunakan perasaan, kamu hanya akan diperbudak."

Tanaya berusaha untuk tenang.

Sebenarnya Keluarga Mauel memperlakukan Tanaya dengan baik, setidaknya kelihatannya begitu. Jika Tanaya mengatakan hal sebaliknya, mungkin tidak ada yang akan percaya.

Namun, Henry akan percaya.

Dia pasti percaya pada Tanaya.

Sebenarnya Tanaya kurang yakin. Dia menunggu pria itu bersuara.

Keluarga Bastin memiliki banyak ahli waris. Henry bisa duduk di posisinya hari ini, maka dia tidak sepenuhnya bersih dan polos. Bekerja sama dengan Keluarga Mauel sama dengan menyerahkan rahasia kotornya kepada mereka.

Memikirkan hal ini, Tanaya merasa sedih.

Di kehidupan sebelumnya, Henry memang terlibat dalam masalah karena Keluarga Mauel. Ditambah lagi Tanaya menunjuknya di konferensi pers. Henry kesepian untuk waktu yang lama. Setelahnya dia juga mengorbankan banyak hal sehingga menang dalam perebutan kekuasaan Keluarga Bastin.

Sedangkan Tanaya sama sekali tidak tahu kesulitan-kesulitan yang pria itu hadapi.

Henry menatap Tanaya lalu perlahan berujar, "Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Tanaya?"

Tanaya menahan kepanikannya sembari berucap, "Aku nggak mau kamu kerja sama dengan Keluarga Mauel."

Henry menyeringai. Dia mencengkeram dagu Tanaya sembari berkata dengan suara dingin, "Jangan menganggap dirimu terlalu penting."

Dalam sekejap, Henry berada begitu dekat dengan Tanaya. Dia bahkan bisa melihat bulu mata Henry dengan jelas.

"Kamu menyuruh-nyuruh aku seenaknya. Kamu pikir aku ini apa, Tanaya? Mentang-mentang kamu punya sedikit kecantikan, kamu ingin mempermainkanku?"

Henry memperkuat cengkeramannya. Tatapannya tampak marah.

Henry tahu bahwa Tanaya sempat bertemu dengan Reiga setelah meninggalkan hotel sehingga dia mengira mereka memiliki rencana baru.

"Aku nggak ...."

Tanaya tahu bahwa Henry sudah kehilangan kepercayaan padanya. Mata Tanaya memerah. Entah apa yang harus dia lakukan agar Henry percaya.

Detik berikutnya, Henry tiba-tiba mendekat. Bibirnya menyapu telinga Tanaya lalu berkata, "Atau kamu sanggup membayarnya?"

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status