Share

Bab 12

Helena baru tahu bahwa Lukas telah menemukan putri mereka. Lukas takut Helena tidak sanggup menerimanya sehingga merahasiakannya. Setelah semuanya beres, dia baru memberi Helena kejutan.

"Ibu?" panggil Janet dengan susah payah.

Air mata Helena berlinang. Dia menggenggam tangan Janet sambil berkata, "Rosalind ... maafkan Ibu. Ibu nggak menjagamu dengan baik."

Tuan Besar Davinon pun tersenyum sambil berkata, "Janet, lain kali kalau kamu membutuhkan sesuatu, katakan saja kepada kami."

Teman Janet segera mengucapkan selamat. "Selamat, Janet!"

"Lukas, putrimu sangat cantik. Hanya sekali lihat, aku tahu dia pasti gadis yang unggul."

"Benar. Janet ya? Nanti aku akan memperkenalkan putraku padamu."

"Nona Janet punya aura tuan putri yang terpelajar."

Ucapan selamat terus terdengar. Kerumunan di samping pun berbisik, "Enak sekali, nasib Janet langsung berubah."

"Apanya yang enak? Dia jelas-jelas hidup sengsara selama dua puluh tahun lebih. Kalau nggak dia seharusnya menikmati hidupnya selama ini."

"Bukankah dia wanita yang tadi menyinggung Tuan Henry?"

"Benar, tapi Tuan Henry pasti akan mengampuninya karena Keluarga Davinon."

"..."

Janet yang dikepung seketika menjadi pusat perhatian.

Janet tersenyum ceria, sama sekali tidak gelisah dan takut seperti saat menghadapi Henry tadi.

Tanaya menyaksikan adegan ini dari jauh dengan santai.

Untuk menjatuhkan seseorang harus membuatnya melayang tinggi dulu.

Mengingat pertemanan mereka selama bertahun-tahun, Tanaya tidak keberatan untuk membiarkan Janet senang sedikit lebih lama.

Seolah merasakan tatapan Tanaya, Janet pun menoleh ke arah Tanaya, kemudian berjalan ke arahnya.

"Naya, kenapa kamu nggak mengucapkan selamat padaku?"

Tanaya tersenyum lalu berkata dengan penuh makna, "Selamat."

Janet mengernyit tidak senang. Namun, dia segera mengerti. Dia pikir Tanaya iri sehingga mengucapkan selamat seadanya.

Dia berbisik dengan bangga di telinga Tanaya, "Kamu pasti nggak menyangka kalau aku ini putri Keluarga Davinon, 'kan? Bagaimana kamu yang merupakan anak haram seorang pelayan bisa dibandingkan denganku?"

Tanaya melihat ke bawah lalu perlahan berkata, "Aku pikir kita ini teman."

Tak disangka Janet begitu membencinya.

Tanaya benar-benar payah dalam menilai orang. Namun, di kehidupan lampau pun, satu tahun setelah Janet kembali ke Keluarga Davinon, mereka sepenuhnya bermusuhan.

"Huh, teman? Jangan berpura-pura lagi, Tanaya! Apakah kamu merasa puas berteman dengan anak seorang pecandu alkohol?"

"Bukankah kamu memanfaatkanku untuk menonjolkan identitas dan kecantikanmu?"

"Jangan pikir aku nggak tahu apa niatmu. Sungguh menjijikkan! Aku beri tahu, mulai sekarang kamulah yang harus merendah. Sekuat apa pun Keluarga Mauel, kalian tetap kalah dari Keluarga Davinon. Apalagi kamu hanya anak haram yang dipungut Keluarga Mauel. Sombong apa kamu?"

Sekalinya melampiaskan amarah, Janet langsung mengungkapkan semua isi hatinya. Akhir kata, dia mendengus sambil berkata, "Tapi kalau kamu memohon padaku, aku masih bisa berteman denganmu."

Tanaya mencibir, "Mimpimu sangat indah."

Begitu ucapan Tanaya terlontar, suara Raphael tiba-tiba terdengar di atas panggung. "Maaf. Sepertinya ada yang salah dalam proses penyelidikan masalah adikku. Maaf. Nona Janet bukan adikku."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status