Share

Bab 15

Karena itu adalah urusan keluarga orang lain, Keluarga Davinon tidak bisa ikut campur. Jadi Raphael memilih untuk lapor polisi. Sedangkan Janet dan Roger dibawa ke kantor polisi untuk diselidiki.

Tanaya merasa puas melihat keributan ini. Dia pun hendak meninggalkan pesta.

Begitu dia tiba di depan hotel, angin malam bertiup. Agak dingin dan menyegarkan.

Suasana hati Tanaya bagus. Dia berpikir, semuanya akan berubah, 'kan?

Pada saat ini, Raphael menyusulnya keluar lalu berkata, "Nona Tanaya, nggak ada pembantu yang meninggal di Keluarga Davinon. Bisakah kamu memberitahuku nama ibumu? Kurasa ada kesalahpahaman di sini."

Tanaya menatap Raphael sejenak. Raphael tidak mendesaknya. Dia menatap Tanaya dengan sabar dan lembut, membuat orang percaya padanya tanpa alasan.

Sesaat kemudian, Tanaya berkata, "Keira Mariko."

Identitas dan nama ibu Tanaya itu diatur oleh Theo. Tanaya pernah menyelidikinya di kehidupan lampau. Namun, penyelidikannya tidak teliti karena saat itu dia tidak mencurigai Keluarga Mauel. Apa yang Tanaya temukan hanyalah apa yang Theo ingin dia temukan.

Setelah melakukan penyelidikan, kebencian Tanaya terhadap Keluarga Davinon pun makin dalam.

Raphael mengulangi nama itu seolah mencari dalam ingatannya. Kemudian dia menatap Tanaya sembari berkata, "Aku sudah mengingatnya."

Tanaya mengangguk lalu dia tidak melihat pria itu lagi karena takut tidak bisa menahan air matanya.

Saat ini bahu Tanaya terasa hangat. Raphael memakaikan jasnya pada Tanaya lalu berujar, "Aku akan menyuruh seseorang mengantarmu pulang."

Kehangatan yang datang mendadak ini membuat Tanaya linglung sekian lama.

Tanaya spontan menoleh pria yang tampak lembut sekaligus berjarak itu. Tenggorokannya tercekat. Dia mengepalkan tangannya kemudian berkata, "Tuan Raphael nggak usah repot-repot. Aku ada janji dengan teman."

Inikah kakaknya?

Pria yang sopan dan lembut.

Tanaya akan melindungi mereka di kehidupan ini.

...

Saat ini mobil Henry berhenti di seberang jalan. Dia melihat wanita yang mengobrol dengan Raphael di depan hotel itu dengan tatapan dalam.

Tanaya berjalan ke pinggir jalan untuk menghentikan taksi.

Tak lama kemudian, sebuah Maybach hitam perlahan berhenti di depan Tanaya. Jendela mobil diturunkan memperlihatkan wajah tampan Henry yang dingin.

"Masuk," pinta Henry dengan tatapan yang gelap.

Tanaya tertegun beberapa detik. Dia tidak menyangka Henry akan mengundangnya masuk ke mobil pria itu.

Melihat Tanaya bergeming, Henry pun mengernyit dengan tatapan tak sabar. "Aku nggak mau mengulanginya."

Tanaya tampak bimbang sejenak sebelum berjalan memutari mobil menuju jok lain.

Atmosfer di dalam mobil sangat rendah dan terdapat aroma cedar yang merupakan aroma khas Henry. Tanaya menoleh ke arah Henry kemudian berkata, "Kamu ...."

"Apakah kamu sangat akrab dengannya?" tanya Henry dengan blak-blakan. Dia merasa jas yang ada di tubuh Tanaya itu sangat mengganggu.

"Siapa?" tanya Tanaya tanpa sadar. Kemudian dia segera sadar bahwa Raphael-lah yang dimaksud Henry.

Tanaya seketika tidak tahu bagaimana menjawabnya.

Apakah mereka akrab?

Tentu saja tidak, bahkan bisa dibilang Tanaya dan Raphael belum pernah bersinggungan sebelum hari ini.

Namun, jika menjawab tidak akrab ....

Raphael itu kakak kandung Tanaya.

Melihat Tanaya hanya diam, tatapan Henry pun menjadi makin dingin. Dia tiba-tiba mendekat lalu mencengkeram dagu wanita itu sembari berkata, "Kali ini apa lagi yang ingin kamu dapatkan dari Raphael?"

Suara Henry terdengar dingin. Tatapannya gelap dan mengintimidasi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status