Share

Bab 20

Mata Tanaya berbinar. Dia tampak kagum pada Henry.

Reaksinya jelas-jelas munafik dan dibuat-buat, tetapi Henry tidak bisa marah.

Henry terdiam.

Ethan pun sama.

Suasana mobil menjadi hening, tidak ada yang berbicara di sepanjang jalan. Ethan mendengar suara di jok belakang. Dia sudah memutari perumahan untuk kesekian kalinya.

Hingga beberapa saat kemudian, penghalang di jok belakang dibuka, Ethan pun menghela napas lega. Dia menghela napas lega, lalu melajukan mobil ke dalam perumahan.

Henry melihat ke bawah. Entah apa yang dia pikirkan. Ekspresinya tidak begitu bersahabat, dia tampak agak kesal.

Mobil segera berhenti, Henry turun dari mobil.

Saat melihat halaman yang familier sekaligus familier ini, Tanaya baru menyadari bahwa dirinya telah mengikuti Henry pulang ke rumah pria itu.

Tanaya terdiam.

Ketika Tanaya turun dari mobil dan hendak pergi, ponsel Ethan berdering. Kemudian dia berkata, "Nona Tanaya, Tuan Henry mempersilakanmu untuk masuk."

Tanaya menoleh ke arah pintu, tampak ragu.

Sebenarnya dia ingin tinggal.

Biarpun dia tidur satu ranjang dengan Henry selama bertahun-tahun di kehidupan lampau, Tanaya tidak benar-benar memahami pria itu karena alam bawah sadarnya sudah waspada.

Jadi Tanaya ingin mengenal, memahami dan melindungi Henry di kehidupan ini.

Akan tetapi, entah karena sikapnya terhadap Henry berbeda atau bukan. Henry juga memperlakukan Tanaya berbeda dari kehidupan lampau.

Setidaknya Henry lebih seperti pria terhormat di kehidupan lampau.

Tanaya mengalami konflik batin. Tanaya takut dirinya tidak bisa melawan godaan untuk dilahap pria itu.

Bagaimanapun, gairah dalam tatapan Henry sepertinya tidak dibuat-buat.

Setelah beberapa detik, Tanaya pun masuk. Di kehidupan lampau Henry bisa menahan diri untuk tidak menyentuh Tanaya walau mereka tidur satu ranjang begitu lama. Seharusnya Tanaya percaya pada pria itu.

Selain itu, Tanaya takut Henry tidak percaya bahwa Keluarga Mauel akan mengadakan konferensi pers.

...

Setelah Tanaya naik ke lantai atas, Henry sedang membuka kemejanya.

Saat mendengar langkah kaki, Henry melihat Tanaya sekilas lalu berkata, "Sepertinya Nona Tanaya kurang puas dengan tadi malam."

Tanaya mengedipkan matanya dengan bingung.

"Nggak, nggak, nggak. Puas. Aku sangat puas! Dibandingkan dengan gigolo di Kelab Bowman, Tuan Henry berkali-kali lipat lebih kuat!"

Mendengar hal itu, tatapan Henry menjadi lebih dingin.

Henry mengangkat sudut bibirnya, mendekat Tanaya lalu berkata, "Kamu cukup berpengalaman."

Tanaya terkekeh paksa kemudian melangkah mundur. Dia menyesal telah masuk ke kandang harimau.

Dia memang berutang pada Henry di kehidupan lampau.

"Nggak, bi ... biasa saja," ucap Tanaya dengan murah hati. Sebelum dia melangkah mundur lagi, Henry telah menarik pergelangan tangannya, lalu menariknya.

Henry mencengkeram pergelangan tangan Tanaya dengan erat.

"Tuan Henry ...."

Sudut mata Henry agak merah. Dia bertanya, "Siapa membawamu pergi mencari gigolo?"

"Huh?"

"Apakah seru, hm?" Nada Henry terdengar dingin. Tatapannya seperti ingin makan orang.

"Lu ... lumayan." Tanaya menelan ludah. Tenggorokannya tercekat. Dia seketika tidak mengerti jalan pikir Henry. Tanaya merasa urat yang menonjol di dahi Henry dan ekspresi muram sangat menyeramkan.

"Sakit!"

Cengkeraman Henry makin erat. Tanaya mengernyit dan ingin menghindar. Dia merasa tulangnya seperti akan diremukkan oleh Henry.

Henry menatap Tanaya sekian lama. Dia tiba-tiba melepaskan tangan Tanaya, lalu mendengus. "Kalau kamu nggak ingin Reiga gawat, sebaiknya kamu jangan membuatku marah lagi."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status