Share

Bab 14

"Baik, baik, aku siapkan sekarang juga." Reza langsung mengangguk setuju.

Paman adalah orang yang misterius, pasti tidak ingin wajahnya dilihat terlalu banyak orang.

Sementara Andreas sebenarnya hanya tidak ingin wajahnya dilihat si kucing liar itu.

Saat ini, dia melihat sebuah tas kecil di kasur, milik Celine!

Andreas tersenyum nakal lalu keluar sambil membawa tas kecil itu.

Di bawah, Celine yang baru saja masuk aula tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia meninggalkan tasnya di kamar!

Di dalam ada buku nikahnya!

Tasnya boleh hilang, tapi buku nikah itu sangat penting untuk rencananya malam ini!

Sekarang ini, pria yang tadi seharusnya sudah meninggalkan kamar, 'kan?

Celine menggertakkan giginya, terpaksa bertaruh. Dia segera menghindari orang-orang dan kembali naik ke kamar yang tadi. Ketika tiba, kamarnya sudah kosong.

Namun, pria tadi tidak ada, tasnya juga tidak ada!

Pasti diambil sama pria tadi!

Kalau dia mau mengambil kembali tasnya, dia harus mencari pria itu!

Namun, siapa sebenarnya pria itu?

Celine memikirkan apa yang terjadi di kegelapan tadi untuk mencari sedikit informasi tentang pria itu. Ketika berjalan keluar kamar, dia tiba-tiba melihat sebuah ponsel jatuh di luar pintu kamar ujung koridor yang satu lagi.

Ketika dia mau pergi ke sana untuk melihat ponsel itu, pengurus rumah Keluarga Linoa yang biasa dipanggil Pak Bima pun datang terburu-buru.

"Nona Celine, akhirnya aku menemukanmu. Kenapa kamu bisa ada di sini? Tuan Muda Reza sedang menemani Tuan Muda Keluarga Jayadi, jadi dia menyuruhku menyerahkan ini padamu. Acaranya sudah mau mulai, cepatlah turun."

Pak Bima menyerahkan sebuah topeng kepada Celine.

Topeng itu berwarna merah, sangat cocok dengan gaun merahnya ini.

Celine melihat ke arah kamar di ujung koridor tadi sekilas lalu turun sambil memakai topengnya.

Para tamu di aula sudah memakai topeng, Celine yang berbaur dengan orang-orang melihat ke sekitarnya, mencari sosok pria tadi.

Andreas yang tidak jauh darinya melihat dia yang sedang mencari-cari sesuatu. Dia pun tanpa sadar tertawa.

Melihat suasana hati Andreas sepertinya sangat bagus, Nyonya Ratna segera mengumumkan dimulainya pesta dansa.

Reza langsung berkata tidak sabar, "Paman, aku dan tunanganku bersedia mempersembahkan tarian pertama untuk Paman, semoga ...."

Sebelum Reza selesai bicara, Andreas menyela.

Dia melihat noda lipstik di kerah kemeja Reza dan berkata dengan ekspresi dingin di wajahnya, "Nggak usah mempersembahkan tarian. Kebetulan aku juga ingin gerak-gerak sedikit, kamu nggak keberatan aku menari tarian pertama, 'kan?"

"Ng ... nggak ...."

Punggung Reza keringatan, dia mana mungkin berani keberatan?

"Bagus!"

Andreas berjalan ke tengah-tengah aula dengan ekspresi puas.

Dia memakai setelan hitam dan topeng hitam, seperti seorang raja di malam hari. Andreas berjalan ke kerumunan orang, membuat para anggota keluarga konglomerat di sana makin bersemangat.

Para nona dari keluarga kaya yang hadir juga sangat terpesona.

"Astaga, dia muda banget, ganteng banget! Dia lagi mau memilih pasangan untuk menari?"

"Wah, kalau bisa menari bersama Tuan Muda Keluarga Jayadi, mati pun aku rela. Kalau bisa menikah dengannya ...."

"Pilih aku ... pilih aku ... pilih aku ...."

Semua nona dari keluarga kaya berharap Andreas memilih mereka, tapi Andreas malah berjalan lurus ke depan Celine dan berhenti.

...

Seketika, suasana di aula berubah hening. Celine juga tertegun.

Apa-apaan ini?

Orang ini mau mengajaknya berdansa?

Ketika sadar apa yang mau dilakukan paman ketiga dari Keluarga Jayadi ini, ekspresi Reza langsung berubah. Kalau Celine berdansa dengannya, itu sama saja dengan mempermalukan Reza!

Oleh karena itu, dia memberanikan diri untuk maju dan mencoba menghentikannya. "Paman, dia Celine Maira, tu ...."

Sebelum Reza sempat mengatakan kata "tunanganku", mata Andreas yang tajam langsung melirik dia.

Reza langsung membeku dan tidak bisa bicara.

Kemudian, Andreas membungkuk sambil tersenyum lalu mengulurkan tangannya mengundang Celine berdansa.

Karisma dan wibawanya sebagai seorang pemimpin membuat orang lain tidak berani menolaknya. Celine tertegun sejenak lalu menyadari ekspresi gusar Reza. Dia pun langsung menaruh tangannya di atas tangan "Paman" ini tanpa ragu-ragu.

Namun, sedetik kemudian dia menyesal.

Saat ini, para nona di sekitarnya melihatnya dengan tatapan kagum bercampur iri. Dia sepertinya sudah menjadi musuh bersama para nona di seluruh Kota Binara.

Namun, Celine segera kembali tenang.

Lagi pula, nanti dia sudah mau mengumumkan statusnya yang sudah menikah. Kalaupun dia jadi musuh bersama mereka, itu juga hanya sementara.

Celine dibawa ke tengah-tengah aula. Seiring dengan dimulainya musik, dia pun mulai berdansa, tapi matanya tetap melihat ke sekitar, ingin secepatnya menemukan pria yang mengambil tasnya!

Namun, dia sudah mencari ke mana-mana, tetap tidak menemukan orang yang mirip.

Tiba-tiba, dia terpikirkan sebuah kemungkinan dan langsung mendongak melihat mata pria di depannya.

Sepasang mata itu sangat gelap, tatapannya yang terarah padanya aneh dan mendalam.

Melihat Celine akhirnya memperhatikannya, Andreas tersenyum nakal lalu berbisik di samping telinganya seperti seorang setan penggoda, "Kamu ... lagi cari aku?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status