Share

23. Berdebar

Kuusap dada berkali-kali untuk menormalkan detak jantungku. Malu karena ketahuan menatap Bang Fyan secara diam-diam.

Sampai beberapa menit kemudian dia keluar dari kamar mandi, aku belum bisa mengendalikan diri ini. Dan, astaga! Dia keluar hanya menggunakan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Alhasil tubuh bagian atasnya terekspos sempurna. Wajah serta rambutnya yang basah membuatku sejenak tak bisa berkedip.

Dengan cepat aku berpaling ke arah lain. Meski hampir dua bulan pernikahan kami, tapi pemandangan seperti ini masih sangat tabu untukku. Belum lagi reda gemuruh akibat perkataannya tadi, sekarang harus bertambah karena tingkahnya. Rasanya ingin lari saja keluar kamar, tapi apa daya kakiku belum kuat untuk itu.

"Ra, kenapa diam saja?" tanyanya membuat aku heran. Memangnya aku harus ngapain?

"Ra?" panggilnya lagi.

Ck! Kenapa sih?

"Abang kenapa sih?" Aku balik bertanya tanpa melihatnya. Kudengar langkahnya kian mendekat membuatku semakin heran, gugup dan salah tingkah.

"Hey
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status