Share

Bab 5 - Nyonya Besar Raharja

Di dalam kamar mereka, Armand menatap istrinya yang terlihat marah dengan ekspresi lelah. "Hentikan amarahmu yang tidak berguna itu, Nindi."

"Bagaimana aku tidak marah, Armand! Sampai kapan aku harus terus melihat gadis rendahan itu menjadi istri putraku! Aku benar-benar membencinya!" sembur Nindi pada suaminya, Armand Raharja.

"Aku tahu! Tapi, bertahanlah sebentar! Bukan hanya kau satu-satunya orang yang membencinya, aku juga! Jika bukan karena terpaksa aku juga tidak akan menjadikan gadis itu sebagai istri Reagan!"

"Gadis tidak berguna itu selalu membuatku kesal! Kenapa kau tidak mencari yang lebih baik darinya hah?!"

Perdebatan mereka terdengar sangat nyaring di dalam kamar tersebut, beruntung masing-masing kamar di rumah ini sengaja dibuat kedap suara, jadi tidak akan ada satu pun yang akan mendengar perdebatan mereka tentang Olivia.

"Kau tenang saja, istriku! Secepatnya aku akan mencari cara untuk mengeluarkan gadis itu secara paksa dari rumah ini sebelum ibu semakin kasihan padanya dan mulai berpihak pada gadis itu!" balas Armand sembari memijat keningnya yang berdenyut.

Nindi mengangguk setuju, "Kau benar! Jangan sampai ibu yang berhati lembut itu beralih menyukai gadis itu!"

Nyonya Besar Raharja sekaligus ibu dari Armand itu memang memiliki sifat yang hangat dan hati yang sangat lembut. Sophie Raharja itu adalah wanita baya yang sangat anggun dan cantik bahkan di usianya yang kini tak lagi muda.

Banyak orang yang mengatakan bahwa Hardian Raharja adalah orang yang paling berkuasa di dalam keluarga Raharja, namun penguasa sebenarnya dari keluarga konglomerat ini adalah Sophie Raharja, sang Nyonya Besar sekaligus istri dari Hardian.

Semua keputusan ada di tangan wanita baya itu, Hardian yang pada dasarnya sangat mencintai sang istri dengan sukarela membiarkan Sophie memutuskan semua hal tentang keluarga ini, bahkan jika itu termasuk tentang diterima atau tidaknya Olivia di keluarga ini.

Hal yang membuat Armand dan Nindi cemas adalah kemungkinan tentang Sophie yang lambat laun menerima Olivia sebagai cucu menantunya. Sampai kapan pun Nindi tidak akan pernah rela hal itu terjadi, karena itu saat ini mereka berusaha memikirkan bagaimana caranya mengeluarkan Olivia dari rumah ini tanpa dicurigai oleh siapa pun bahwa ini adalah rencana mereka berdua.

Armand menatap Nindi dengan tatapan serius. "Kau harus menjauhkan gadis rendahan itu dari Reagan, semuanya akan tetap terkendali selama Reagan tetap membenci gadis itu."

Nindi berjalan menuju ke arah balkon kamarnya, ditatapnya pemandangan taman belakang yang penuh dengan bunga. "Tidak perlu khawatir, Armand. Sampai saat itu akan aku pastikan Reagan tidak akan pernah mencintai gadis itu!"

****

Di area taman belakang, tepatnya di dalam rumah kaca yang berada tidak jauh dari taman belakang, seorang wanita baya dengan pakaian khasnya yang elegan terlihat sibuk menyiram tanaman-tanaman yang menjadi kesayangannya.

Sophie Raharja menatap jajaran tanaman mahal koleksinya yang memang disimpan di dalam rumah kaca khusus dengan raut wajah senang, mereka semua terlihat tumbuh sangat baik di bawah pengawasannya.

Jari-jari tangannya meraih sekumpulan bunga lily yang terlihat mekar dengan sempurna, aroma harum memenuhi seluruh sudut rumah kaca yang memang sebagian besar dipenuhi oleh berbagai jenis tanaman.

Sophie menatap bunga lily yang ada di depannya sembari tersenyum, kedua mata cokelat terangnya menyipit menciptakan kerutan halus di sekirar area matanya. "Apa yang kau lakukan di sini, nak?"

Olivia yang tanpa sengaja memasuki area rumah kaca pun terkejut, dengan cepat pandangannya beralih pada seorang wanita baya yang ternyata adalah sang Nyonya Besar Raharja.

"Ah, maafkan aku karena masuk ke tempat anda tanpa izin, Nyonya Besar." ucap Olivia merasa tidak enak, ini memang salahnya yang penasaran saat melihat rumah kaca ini dan berakhir masuk ke dalamnya.

Beberapa waktu sebelumnya, Olivia yang sedang kembali berjalan-jalan di area taman belakang mansion tidak sengaja menemukan sebuah bangunan kecil yang seluruhnya terbuat dari kaca.

Merasa penasaran, Olivia memutuskan untuk menghampiri bangunan itu dan masuk ke dalamnya, tanpa ia sangka ternyata bangunan itu adalah sebuah rumah kaca yang penuh dengan tanaman dan bunga-bunga yang bermekaran.

Sophie menatap Olivia yang berdiri tak begitu jauh darinya, seulas senyum lembut masih tersemat di wajahnya yang cantik. "Kemarilah, bukankah bunga ini sangat cantik?"

"Iya, anda benar. Bunga ini sangat cantik." jawab Olivia sembari mengalihkan pandangannya pada bunga lily putih itu.

"Aku sendiri yang merawat mereka setiap hari, berharap mereka dapat tumbuh dengan baik dan mekar dengan sempurna seperti ini." jelas Sophie tiba-tiba, wajah cantiknya terlihat bersinar. Penampilan Sophie bagaikan seorang wanita bangsawan yang anggun.

Olivia tersenyum, tatapannya beralih pada nenek dari Reagan itu. "Saya dapat melihat seberapa tulus anda membesarkan semua tanaman ini, mereka begitu sehat dan segar."

Sophie tertawa pelan, "Ini semua karena Hardian yang selalu membawakanku banyak tanaman setiap kali ia pergi ke suatu tempat. Aku tidak punya pilihan lain selain merawat mereka semua, hingga semuanya menjadi sebanyak ini dan aku memutuskan untuk membuat sebuah rumah kaca untuk menyimpan mereka."

"Tuan Besar sepertinya sangat mencintai anda." Olivia menundukkan pandangannya ke bawah, senyum tipis terlihat di wajahnya yang cantik.

Sophie mendengus geli, "Semua orang mengatakan hal yang sama sepertimu."

"Nyonya Besar, anda adalah orang yang sangat baik. Tidak mengherankan jika Tuan Besar sangat mencintai anda." jelas Olivia, sekilas sorot matanya terlihat redup, hanya sebentar sebelum kembali terlihat cerah.

"Kau tahu, nak? Saat Armand mengatakan padaku bahwa Amelia menghilang sebelum pernikahan, aku merasa marah. Jangan hanya karena kondisi Reagan saat ini, perempuan itu bebas meninggalkan cucuku dengan seenaknya seperti itu." Sophie meraih salah satu bunga lily putih yang ada di hadapannya itu dan memetiknya dengan hati-hati.

Ditatapnya Olivia yang berdiri di sampingnya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan, sorotnya terlihat gelap membuat jantung Olivia tanpa sadar berdetak lebih kencang.

"Jadi Olivia, sama seperti aku yang membenci Amelia sekarang, jika kau melukai Reagan seperti itu, aku pastikan kau akan menjadi seperti bunga ini." ucap Sophie bersamaan dengan hancurnya bunga lily yang ada di dalam genggamannya itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status