Share

Bagian 20

Ponsel Freya berdering di atas nakas. Gadis itu menoleh dan melirik siapa yang mengirim pesan.

“Lihat saja, siapa tahu penting,” bujuk sang ibu. Merasa bahwa anaknya hanya melihat dan enggan memegang benda itu karena dirinya.

Freya pun menjulurkan tangannya dan meraih benda itu. Ia buka pesannya dan senyumnya mulai terbit dengan lebar.

[Kalau kamu mau, kita bisa berangkat besok] tulis Sean di bawah gambar yang dia kirimkan.

Paspor Freya sudah jadi, pun dengan visanya. Dia kira ini membutuhkan tambahan waktu yang cukup lama. Namun, Sean benar-benar menepati janjinya bahwa akan selesai dalam empat hari.

Tanpa bertanya Kinasih tahu anaknya tengah bahagia. Dia pun ikut tersenyum meskipun tidak tahu penyebabnya.

[Tentu saja, lebih cepat lebih baik ‘kan?]

“Bu—” panggil Freya terputus, karena fokusnya masih pada ketikannya. Dia menyetujui ajakan Sean untuk pergi ke London besok.

“Hm—&rdq

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status