Dion masih larut dalam pikirannya dengan mata terbuka tidak bisa terpejam sama sekali. Sesekali, ia mengecup Venus dan membelai pundak atau lengannya lagi. Sampai waktu menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas tapi Dion masih berada di posisi yang sama, tidak bergerak agar Venus tidak terganggu dan bisa tidur dengan nyaman.
Dion masih berpikir keras tentang kejadian yang menimpa Venus selagi kekasihnya itu telah tertidur. Tiba-tiba, pintu kamar Venus diketuk seseorang perlahan dari arah luar. Dion menoleh ke arah pintu yang bergeser perlahan. Terlihat kepala Ares King muncul dan menengok ke arah Dion. Dion pun tersenyum.
Ares membuka pintu lebih lebar dan masuk ke dalam. Ia membuat suara seminimal mungkin agar tidak membangunkan Venus.
“Dia sudah tidur?” tanya Ares dengan suara berbisik nyaris tidak terdengar. Dion tersenyum mengangguk. Ia hendak bangun tapi Ares melarangnya. Ares meminta Dion tetap pada posisinya dan mereka bisa bicara tanpa harus b
Sekitar pukul sepuluh pagi, Venus mulai bangun dan menggeliat kecil di dalam pelukan Dion. Dion yang sempat terlelap sebentar akhirnya jadi ikut bangun. Ia tersenyum mendekatkan bibirnya dan menciumi rambut Venus lembut.“Mas Dion gak tidur?” tanya Venus dengan suara kecil. Venus sedikit menaikkan wajahnya menatap Dion yang menunduk dan tersenyum padanya.“Tidur kok. Kamu yang kurang istirahatnya. Tidurnya cuma sebentar tadi.” Venus tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya. Mata Venus tiba-tiba membesar seperti orang sedang kaget.“Tapi bukannya Mas Dion ada wawancara kerja hari ini?” sahut Venus separuh memekik. Ia bahkan berusaha untuk duduk dan Dion membantunya.“Udah terlambat. Sekarang sudah jam 10,” jawab Dion tersenyum ikut menegakkan posisi duduknya. Ia merapikan rambut Venus dengan membelainya lembut.“Lho? Jadi bagaimana?”‘Ya gak gimana-gimana, artinya aku gagal
“Kok gimana? Sebenarnya saya malah punya dua tawaran lagi sama kamu tapi dua-duanya bukan di New York melainkan di Miami.” Dion masih diam mendengarkan tawaran yang diberikan Arjoona.“Kim Corp butuh orang. Saya pikir kamu mungkin cocok di sana. Cuma masalahnya ... Venus mungkin gak setuju. Tapi kamu kan belum tanya.” Dion tersenyum kecil dan mengangguk. Praktis sudah ada lima tawaran dengan posisi pimpinan di lima anak perusahaan yang berbeda untuk Dion saat ini.“Sebaiknya kamu memutuskan secepatnya. Kamu pulang setelah tahun baru kan?” Dion mengatupkan bibirnya dan mengangguk.“Tapi saya bohong sama Venus bilang kalau saya pulang lusa,” balas Dion sedikit berbisik.“Lho kenapa?”“Gak, Om. Dari pada dia memaksa harus melobi lebih baik saya bilang kalo saya mau pulang.” Arjoona sejenak tertegun menoleh pada Dion lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Kamu ad
Langkah Dion yang hendak kembali ke rumah sakit untuk menemui Venus jadi terhenti karena kedatangan Jupiter dan Rei. Rei pulang ke kediamannya sementara Jupiter mengikutinya.“Mas Dion mau ke mana?” tanya Rei melihat Dion yang telah rapi dan bersiap pergi.“Mau kembali ke rumah sakit. Ada apa yang kalian memerlukan saya?” balas Dion setelah duduk di sofa ruang tengah bersama Jupiter dan Rei yang berada di sebelah Jupiter.“Begini Mas. Ares bilang Mas Dion gak jadi wawancara kan tadi pagi?” Dion mengangguk pada Jupiter.“Jadi dari pada lama-lama, aku bawa kontrak kerja yang harus Mas Dion bisa baca sebelum kita ketemu sama direksi dan pemegang saham besok ...”“Huh, apa? Maksudnya?” potong Dion sontak kebingungan sekaligus kaget. Jupiter menaikkan lengkungan senyumannya dan mencoba menjelaskan dengan baik pada Dion.“Aku ingin Mas Dion bergabung dengan King Enterprise sebagai C
Golden Dragon terlihat lengang usai hal besar hampir terjadi pada mereka. Setelah semua penyusup ditangkap dan anggota kartel itu dihabisi, satu persatu mayat mereka dibuang ke begitu saja sebagai peringatan agar tidak bermain dengan kelompok gangster tersebut. Hanya ada satu orang yang masih selamat dan tersisa saat ini yaitu Adryl Brooke yang dulunya adalah polisi di NYPD.Setelah dipecat dan buron akibat membantu Edgar Luther, Daryl yang beralih profesi menjadi residivis akhirnya bisa ditangkap oleh Golden Dragon kala ia menjadi sopir truk yang mengantarkan anggota kartel SRF untuk masuk ke dalam markas naga.“Kalian tidak akan bisa melukaiku karena aku tidak takut pada kalian!” ucap Daryl yang duduk di atas kursi di depan meja di ruang tertutup tanpa cahaya sama sekali. Hanya ada satu lampu dan beberapa orang di dalamnya. Salah satunya adalah Shao Chen yang menjadi penasihat Leader Ares King di Golden Dragon.“Apa menurutmu begitu?&rd
Dion menjemput Venus yang sudah bisa keluar dari rumah sakit setelah pemeriksaan terakhirnya. Luka di tangan Venus sudah jauh lebih baik meskipun jahitannya harus dipantau setiap hari. Usai mengganti perban, Venus digandeng Dion keluar dari kamarnya.Akan tetapi sebelum sampai ke depan pintu lift, ponsel Dion berdering. Rei menghubungi Dion memintanya untuk bertemu.“Andy sudah siuman. Mas Dion mau melihat?” tawar Rei pada Dion yang bersiap masuk ke dalam lift.“Tentu saja. Kami sedang jalan ke sana. Aku bersama Venus!”“Baiklah!” Dion memasukkan kembali ponsel ke dalam saku jaketnya dan tersenyum pada Venus saat kaki mereka sama-sama melangkah ke dalam lift.“Andy sudah siuman. Kita jenguk dia ya?” Venus sontak mengembangkan senyumannya dan mengangguk. Dion merangkul lalu mengecup Venus sambil tetap menjaga agar lengannya tidak terkena benturan apa pun.Keduanya tiba di ruang khusus perawatan pasca operasi. Di depannya, sudah berkumpul selu
“Eh, Sayang!” Dion dengan panik langsung menarik sebelah lengan Venus yang lainnya agar ia tidak gegabah turun. Venus jadi ikut kaget sekaligus malu.“Kamu bisa jatuh, hati-hati! Jangan keluar dari mobil seperti itu!” tukas Dion memarahi Venus meskipun masih dengan nada rendah yang lembut. Edward juga ikut panik saat pintu tiba-tiba terbuka tepat ketika kuncinya menyala. Ia buru-buru turun memegang pintu dan membantu Venus keluar dari kendaraan perlahan. Dion juga turun dengan cepat dan membantu memegang Venus.“Maaf, Mas ...” Dion menarik napas panjang dan lebih lega.“Jangan seperti itu lagi. Itu sangat berbahaya.” Venus mengangguk pelan dengan raut bersalah, ia berjalan melewati lobi bersama Dion yang ikut dengannya.Setelah pertemuan mereka beberapa hari sebelumnya, Dion akhirnya kembali lagi mengunjungi apartemen Venus. Kali ini, tidak ada Venus yang mengambek.“Mas Dion akan tinggal di sin
Pagi ini, Dion memiliki janji untuk ikut menemui para pemegang saham di pusat King Enterprise di Los Angeles bersama pemilik dan CEO dari perusahaan itu. Usai mengantarkan Venus ke apartemennya semalam, Dion yang menahan diri tidak menginap kembali pulang ke apartemen Rei. Semalaman ia membaca dokumen kontrak yang diberikan oleh Jupiter sebelumnya.Dion sudah mengambil keputusan tentang pekerjaan dan posisinya di masa yang akan datang. Ia memutuskan untuk mengambil tawaran menjadi CEO pada anak perusahaan King Enterprise yaitu King Arsenal Corporation. Setelah membaca seluruh profil dan informasi soal perusahaan itu, Dion pun bersedia bergabung.Sebelum ia turun untuk sarapan pagi, Dion menyempatkan diri untuk menghubungi keluarganya di Indonesia. Ia ingin menceritakan rencana pekerjaannya dan beberapa hal yang terjadi.“Jadi kamu ndak lolos di Kedutaan?” Pak Dhe Halim bertanya pada Dion usai keponakannya itu bicara beberapa hal.“Kurang
Jupiter menyambut Dion dengan senyuman lebar di wajahnya. Kala Dion keluar dari mobil Rei yang membawanya, Jupiter langsung berjalan menemuinya. Di belakangnya, sebuah jet pribadi telah siap dimasuki dan membawa keduanya ke Los Angeles. Di dekat tangga pesawat, seorang pria berdiri menunggui Jupiter King.“Welcome! Aku senang Mas Dion memutuskan untuk bergabung dengan King Enterprise!” sambut Jupiter dengan keramahan seorang bos besar pada Dion yang juga tersenyum lebar.“Terima kasih, senang bisa bergabung,” jawab Dion dengan keramahan yang sama. Jupiter mengangguk yakin dan menoleh pada Rei yang hanya turun sesaat sebelum kembali lagi ke mobilnya.“Gue titip, Mas Dion! jangan di tes yang gak-gak!” tunjuk Rei memperingatkan Jupiter yang langsung tergelak lalu mengangguk. Dion pun ikut tersenyum dan menoleh pada Rei.“Gak dong! Tenang aja!” jawab Jupiter masih dengan cengiran lebarnya.“Happy fl