Share

112. Pengakuan Nindi

Perlahan mobil melaju di bawah kepungan senja yang mulai memelas manja dengan sinar emasnya. Aku masih termenung, mencerna ucapan wanita di seberang sana. Kujauhkan sedikit ponsel dari telinga untuk memastikan bahwa panggilan masih tersambung.

“Hallo, Kalila, kamu masih di sana, kan?”

“Iya.”

“Kal, tolong aku ....” Lagi, Nindi seperti tengah memohon pertolongan, tapi apa?

Aku melirik pada Papa yang terus fokus menyetir.

“Maaf, aku sedang di jalan.”

“Oke. Nanti aku telepon lagi.”

Klik. Sambungan diputus.

“Siapa?” tanya Papa.

“Nindi, Pa.”

“Nindi? Nindi yang pernah Alan bawa ke rumah?”

“Iya, Pa.”

“Ngapain dia telepon kamu?”

Aku hanya mengedikkan kedua bahu. “Enggak tahu. Katanya nanti mau telepon lagi pas tadi Kalila bilang lagi di jalan.”

Papa tak lagi bersuara. Aku pun tak memberitahunya perihal wanita itu yang minta tolong. Toh, memang belum jelas apa yang dia inginkan atau bahkan dia rencanakan. Semoga bukan sesuatu yang serius dan membahayakan.

Tidak berapa lama mobil sudah sampai di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zudia
waduh, halim ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status