Share

91. Petunjuk Baru

Kehadiran keluarga dan orang terdekat cukup menguatkan saat kita didera ujian hidup. Kata ‘sabar’ dan ‘jangan terlalu dipikirkan’ adalah pamungkas mereka untuk menghibur dan menenangkan. Namun, nyatanya aku tak bisa sesabar itu saat mengetahui dalang di balik insiden yang menimpa Mas Vino. Jangan terlalu dipikirkan? Mana bisa?

“Mas,”

“Iya, Sayang?”

“Sebaiknya kita tetap tinggal di sini dulu sampai para penjahat itu diamankan,” ucapku yang tidur miring menghadap suami. “Aku takut kamu kenapa-napa.”

Mas Vino tersenyum dan mengelus pipiku pelan. “Iya, aku juga khawatir sama kondisi kamu dan calon anak kita. Urusan resto dan cafe biar ayah yang handle.”

“Makasih, Mas.”

Aku merapatkan tubuh dan memeluk Mas Vino. Menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya yang kian membuat candu. Sementara lelakiku menempelkan bibirnya, mengecup pucuk kepala ini dengan begitu dalam.

“Tahu enggak, Yang?”

“Apa?”

“Negara terkecil di dunia?”

“Vatikan.”

“Bukan.”

“Merkurius.”

“Lah? Itu, mah, planet. Aku kan, tanya nega
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status