Share

92. Suami Idaman

[Kapan, Lun?]

[Pas aku jemput Papa, sekitar seminggu yang lalu.]

“Kenapa, Yang?”

Aku menoleh.

“Kok, mukamu langsung anyep gitu?” lanjut Mas Vino.

Aku langsung menyodorkan ponsel kepadanya. Suamiku men-scrool layar dengan wajah penuh pertanyaan. Lalu, seketika matanya membola dan kembali menatap wajahku. Kukedipkan mata berulang kali dengan melirik ke arah Mama dan Ibu mertua yang masih terus berbincang. Menggeleng pelan sebagai isyarat agar jangan membahas hal ini dulu. Ibunya tak tahu apa-apa. Jangan sampai kehangatan keluarga berubah saat membahas nama Aldrin.

“Kalian kenapa? Kok, malah pada diem-dieman?” Mama mulai curiga.

“Ee ... anu, Ma. Luna mau merid. Kalila lagi mikir buat ngelobi dia biar pake jasa WO hotel sekaligus gedungnya.” Enggak sepenuhnya juga aku berbohong, kan?

“Oh, ya? Kapan hari H-nya?”

“Belum tahu, Ma. Ini lagi mikir cari waktu yang pas buat ketemuan sama Luna dan calonnya.”

Mama tak lagi bertanya dan lanjut berbincang dengan besannya. Aku segera memberi kode pad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status