Share

93. Insiden di Happy Residence

Setelah keadaannya semakin membaik tanpa mual-mual lagi, Mas Vino izin pulang ke Semarang untuk melihat kondisi resto dan beberapa proyek yang diwakilkan oleh Galang, sang asisten.

“Aku ikut!” rengekku sambil bergelayut pada lengannya.

Mas Vino menoleh dan mengelus lembut pipiku. “Di sini aja nemenin Mama, Yang. Papa, kan, lagi di Bali.”

“Pokoknya aku ikut!” Kuentakkan kaki sedikit sebagai tanda tak mau dibantah.

Calon ayah dari anak kami itu malah terkekeh. “Kenapa mau ikut? Hem?”

Tak bisa memberi jawaban pasti, tetapi aku memang tak mau berjauhan dengan suami. Wangi tubuhnya benar-benar membuatku rileks.

“Takut kamu digangguin ipar-iparnya Ratu!” jawabku.

Mas Vino kembali terkekeh dan mencium gemas pipiku. Beberapa hari yang lalu kami mengunjungi Ratu dan Wisnu untuk menengok baby Wira, jagoan pertama mereka. Kapten TNI itu bercerita bahwa adik pertamanya, si Nawang, bertingkah aneh-aneh saat coba dikenalkan dengan laki-laki.

“Dijodohin?” tanya Mas Vino.

“Enggak juga,” sahut
Wildatuz Zaqiyyah

Assalamu'alaikum, readers .... Selamat lebaran, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin🥰🙏

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status