Share

Kira-kira

“Siang, Pak Adi.”

Yang disapa segera mendongak dan memasukkan ponselnya ke dalam saku kemeja. Adi memberi senyum lebar, lalu berdiri untuk menyalami pria itu. “Siang, Lex. Ada perlu sama, El?” tanya Adi melihat Lex membawa sebuah bingkisan di tangannya.

Lex mengangguk seraya menjabat tangan Adi. “Ya, ada masalah terkait gugatan perceraian bu Elok yang harus saya bahas sebentar.”

“Santai, Lex, santai,” ujar Adi seraya terkekeh dan menepuk lengan Lex beberapa kali. “Kita lagi nggak di dalam ruang sidang. Jadi, nggak usah tegang, nggak usah formal.”

“Saya nggak tegang,” Lex meluruskan persepsi Adi dengan cepat. “Dan ini sudah santai, Pak.”

Kekehan Adi semakin keras. “Kalau sudah santai, kenapa anak saya masih dipanggil dengan sebutan ibu?”

“Karena … orang-orang di luar sana juga manggil ibu, ke bu Elok,” jelas Lex ikut terkekeh meskipun merasa serba salah. “Dan bu Elok juga klien saya.”

Sudahlah. Adi tidak ingin memperpanjang masalah panggilan untuk putrinya. Mau apapun sebutannya, selam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (18)
goodnovel comment avatar
Ismimuji 3
hihi... papa dah siap aja jd mak comblang...
goodnovel comment avatar
Junaedi Juna
ayo mas lex d pikir dulu
goodnovel comment avatar
Kurniawati Setiawan
udah lex sm elok aja. kasian keburu knalpot nya karatan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status