Share

Chapter 4

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan itu menyadarkan Nancy dari lamunannya, ia meninggalkan balkon kamarnya dan beranjak ke pintu dan membukanya. Ia melihat seorang maid yang berada di depan kamar, dengan membawa sebuah nampan berisi makanan.

"Nona, tadi Tuan Reynald berpesan agar saya mengantarkan makanan kepada anda, Nona belum sempat makan tadi." Ujar maid itu.

Ia pun terheran-heran sebenarnya, berapa banyak maid yang dipekerjakan disini? Perasaan dari tadi maid yang menghampirinya adalah orang yang berbeda beda. Namun, ia tersadar siapa keluarga Archer itu, yang membuatnya menghentikan pikiran konyolnya.

"Hemm, terimakasih." Jawab Nancy singkat sambil mengambil nampan itu, dan menutup pintunya setelah maid itu pamit.

Nancy memakan, makanan yang tadi diantar oleh pelayan tadi. Sepertinya Daddy cukup peduli padanya, meskipun tadi ia sudah berkata yang mungkin saja bisa melukai hatinya, tapi baguslah berarti dia sadar memang itu terjadi karena kesalahannya juga.

Setelahnya ia pergi ke lantai dasar untuk mencuci alat makannya di dapur. Saat ia dibawah keadaan sudah sepi, tidak tau dan tidak perduli juga manusia-manusia tadi itu kemana.

Saat sampai di dapur ia langsung mencuci alat makan bekasnya tadi. Saat sudah selesai, ia berbalik dan melihat Rafael yang berada di belakangnya, ia sedikit tersentak melihat sahabatnya itu, namun langsung merubah wajah terkejutnya, dengan ekspresi yang datar kembali.

"Kita harus bicara Nancy." Ujar Rafael sambil menatap dalam mata Nancy. Tanpa menjawab Nancy melewati Rafael begitu saja, namun Rafael yang mengerti kebiasaan Nancy-pun langsung mengikuti Nancy.

Mereka berhenti di taman belakang mansion didepan kolam renang. Mereka sama-sama terdiam dalam keheningan malam itu.

"Kenapa kamu ingkarin janji itu Nancy," ujar Rafael setelah lama terdiam bingung ingin mulai berbicara dari mana. "Kamu bilang gak akan pernah tinggalin aku." Lanjut Rafael.

"Gue pergi atau pun enggak, kayanya gak akan ngaruh apa-apa, Lo udah punya Clara, Rafael," jawab Nancy.

"Lo juga ingkarin janji Lo yang gak akan deket-deket sama Clara, tapi sekarang? Bahkan Lo pacaran sama dia." Lanjut Nancy.

"Padahal Lo tau sendiri apa yang terjadi sama gue gara gara mereka."

"Kamu gak tau Nancy, ada hal yang buat aku gak bisa ninggalin Clara." Sanggah Rafael.

"Apa? Clara yang punya leukimia kan?"

"Gue tau Rafael, gue juga tau Lo dipaksa sama Luna dengan memanfaatkan penyakin Clara, agar Lo terus ada disamping Clara, karena dia suka sama Lo." Lanjut Nancy yang sekarang telah berbalik menatap Rafael.

"Padahal Lo tau sendiri seberapa ancurnya hidup gue gara-gara mereka." Ujar Nancy dengan nada yang semakin mengecil.

"Kamu salah paham, Clara enggak bersalah disini, yang salah adalah Aunty Luna dan Uncle Reynald." Rafael berucap hati-hati agar Nancy tidak tersinggung.

"Cih, Lo berubah Pael, Lo udah ada dipihak mereka, gue kecewa sama Lo." Ucap Nancy sambil menatap kecewa Rafael. Setelahnya Nancy pergi melewati Rafael begitu saja.

~~~

Nancy sedang berkemas barang-barang miliknya didalam kamar, karena besok pagipun sudah akan di pindahkan oleh jasa angkut yang telah ia sewa.

Ditengah aktivitasnya terdengar pintu diketuk, sampai Nancy memutar bola matanya malas, banyak sekali gangguan yang ia terima di mansion ini. Ia semakin yakin saja untuk pindah, melihat seringnya yang mengetuk pintu kamar dan mengganggunya.

Ia berjalan malas kearah pintu dan membukanya, dan ohh lihat lah, Daddy-nya lah yang mengetuk.

"Ada apa?" Tanya Nancy tidak ingin basa basi.

"Boleh Daddy masuk? Ada yang perlu Daddy bicarakan denganmu." Ucap Daddy sembari melirik kedalam kamar Nancy. Tanpa berkata, Nancy pun menyingkir dari celah pintu, bermaksud memperbolehkan.

Reynald-pun masuk kedalam kamar putrinya, ia melihat kamar ini berantakan dengan barang yang berserakan dan sebagian berada didalam koper yang masih terbuka.

"Kamu beneran bakal pindah sweetheart?" Tanya Reynald sendu. Baru saja ia bertemu dengan putrinya yang sangat ia rindukan itu, dan sekarang putrinya sudah akan pindah dan meninggalkannya lagi.

"Ya." Jawab Nancy singkat, sembari melanjutkan packing barangnya lagi.

"Nancy, maafkan Daddy, karena perbuatan Daddy kamu menjadi kesulitan." Ucap Reynald tulus. Dan belum ada tanggapan dari Nancy, ia hanya menatap Daddynya.

"Dulu, sebelum Daddy menikah dengan Mommy kamu, Daddy lebih dulu memiliki hubungan dengan Luna. Namun, Luna ternyata hamil diluar nikah oleh laki-laki lain, yang ternyata adalah kaka Daddy sendiri, Edward, Uncle kamu." Reynald menarik nafas sebentar, berat baginya untuk menceritakan masa lalunya kembali dihadapan anaknya.

"Mengetahui itu, Daddy sangat marah dan memutuskan hubungan kami, tidak lama pernikahan mereka pun diselenggarakan dengan sederhana. Sementara Daddy, dijodohkan oleh Oma dan Opa-mu bersama Mommy Angela, pernikahan kami diselenggarakan dengan mewah, untuk menutupi aib yang telah dilakukan oleh Edward."

"Awal awal masa pernikahan kami, berjalan dengan baik dengan hidup bersama di mansion keluarga Archer. Memang tradisi di keluarga Archer, adalah setelah menikahpun anggota keluarganya harus tetap tinggal di mansion ini. Daddy sangat menyayangi Angela apalagi setelah kamu hadir diantara kami. Namun hati Daddy-pun tidak bisa Daddy bohongi, Daddy masih mencintai Luna. Dan kami pun mulai berhubungan diam-diam setelah Edward meninggal karena kecelakaan, awalnya Daddy hanya memberi semangat agar Luna bangkit lagi setelah ditinggal suaminya, sebagai bentuk empati."

"Sampai saat itu pun Angela belum tau bahwa kami pernah terikat hubungan dan Oma Opa kamu-pun tidak ada niatan memberitahu, karena takut hal yang tidak di inginkan terjadi. Sampai akhirnya, hubungan kami terbongkar, saat kamu berumur enam tahun, Luna dan kedua anaknya di usir oleh Oma Veronica."

"Dua tahun setelahnya kami bertemu kembali, dan dengan brengsek nya Daddy menjalin hubungan lagi dengannya. Oma terkena serangan jantung mengetahui hal itu, dan Angela mulai sakit sakitan. Entah apa yang Daddy pikirkan saat itu, Daddy membawa kembali Luna dan kedua anaknya ke mansion ini lagi. Daddy tidak tahu apa yang membuat Daddy bisa se-brengsek itu dulu."

"Daddy sangat merasa bersalah sweetheart, namun Daddy-pun tidak bisa berbohong bahwa Daddy sangat mencintai Luna." Reynald-pun mengakhiri ceritanya dengan ujaran lirih dan sorot mata sendu.

"Ckk, egois sekali, karena rasa cinta Daddy itu, Oma dan Mommy pergi meninggalkan Nancy, dan Nancy harus hidup tanpa peran orangtua dari kecil, karena ulah bejat kalian!"

"Maafkan Daddy sweetheart, beri Daddy kesempatan sekali lagi untuk menebus semua kesalahan Daddy kepadamu."

"Pernahkah Daddy memikirkan Mommy, sekali saja?" Tanya Nancy penuh harap, tanpa menjawab permintaan maaf Daddy-nya itu, karena jujur sulit baginya untuk memaafkan kesalahan yang telah merubah 180° hidupnya.

"Sometimes," jawab Reynald, "Daddy selalu terbayang keharmonisan kehidupan kami, sebelum Daddy dengan bodoh merusaknya, meskipun kami menikah karena dijodohkan kami sepakat untuk saling menerima dan membiasakan diri, apalagi setelah adanya kamu diantara kami, Daddy sangat bahagia." Lanjut Reynald jujur.

Nancy mencoba mencari kebohongan dimata Daddy-nya, namun yang ia lihat hanya lah kejujuran dan rasa bersalah. Karena hal itu pun ia menyadari ada hal yang tidak beres yang telah mempengaruhi Daddy-nya selama ini.

"Meskipun begitu, You know it's hard for me to forgive you and accept everything." Ujar Nancy.

"Nancy harus melihat secara langsung perselingkuhan Daddy dengan Kaka ipar Daddy sendiri, melihat Daddy dan Mommy yang selalu bertengkar setiap malam, melihat Oma yang meninggal terkena serangan jantung karena mengetahui perselingkuhan Daddy hiks, harus terus bolak-balik kerumah sakit menjaga Mommy yang sakit sakitan karena terlalu sering memikirkan pe-perselingkuhan Daddy, sementara Daddy malah membawa perempuan itu dan kedua anaknya kembali ke mansion. Hiks hiks Nancy harus merasakan kehilangan Mommy diumur yang masih kecil, ha-harus meninggalkan rumah yang memiliki banyak kenangan hiks dari Nancy kecil dan harus hidup bersama Aunty Stella yang workaholic di Inggris hiks hiks, sangat berat ba-bagi Nancy untuk hidup tanpa orang tua selama ini hiks hiks." Lanjut Nancy dengan air mata yang mulai keluar dari mata cantiknya.

"Maafkan Daddy sweetheart, Daddy sangat menyesal." Reynald membawa Nancy kedalam dekapannya, tidak terasa ia pun juga menitihkan air mata.

"Tolong jangan tinggalkan Daddy, Daddy sangat menyayangimu."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status