Share

Chapter 6

Makasih udh nemenin Nancy hari ini yah Bi, Nancy seneng banget udah kemakam Mommy dan belanja kebutuhan apart." Ujar Nancy setelah mereka sampai didepan gerbang mansion keluarga Archer, untuk mengantarkan Bibi Hailey lagi.

"Iya Non, Bibi juga seneng bisa nganter Non. Non harus bisa jaga diri yah tinggal sendiran di apart, kalo ada apa-apa Non bisa dateng ke Bibi. Bibi bakalan selalu ada buat Non," Sahut Bibi Hailey.

"Non, harus dijaga makanannya, jangan terlalu banyak makan-makanan instan, kalo nggak ada sama sekali makanan, Non bilang aja ke Bibi, nanti Bibi kirim. Kalo malem, biasakan kunci pintunya dulu, jangan langsung tidur." Lanjut Bibi Hailey memberi wejangan, sebenarnya berat baginya membiarkan Nancy tinggal sendirian. Tetapi mau bagaimana lagi, ia pun memiliki tanggung jawab yang besar disini.

"Iya Bi, Bibi nggak perlu khawatir, Nancy bisa jaga diri Nancy sendiri. Dan, makasih banyak karena Bibi udah sayang sama Nancy, perhatian sama Nancy. Disini, Nancy nggak punya siapa-siapa lagi selain Bibi." Ucap Nancy sembari menggenggam tangan Bibi Hailey, wanita paruh baya itu, sudah sangat berjasa dalam kehidupannya.

Dia yang selalu menjaganya dan mengurusnya sedari ia kecil, apalagi disaat keluarganya mulai dicerca masalah terus-menerus. Nancy sudah menganggap Bibi Hailey adalah ibu keduanya.

"Gapapa Non, Bibi udah nganggep Non itu anak Bibi sendiri, jadi kalo ada masalah, Non bisa dateng ke Bibi. Meskipun seandainya Bibi nggak bisa bantu, tapi setidaknya Bibi bisa dengerin curhatan Non." Mereka saling berpelukan, dengan Bibi Hailey yang menitihkan air matanya.

"Sekali lagi makasih Bi, Nancy sayang Bibi."

"Iya Non, Bibi juga sayang sama Non. Nanti seminggu sekali Bibi bakalan samperin Non ke apartemen yah."

"Iya Bi."

Setelah puas berpelukan, Bibi Hailey-pun keluar dari mobil Nancy. Sebelum menjalankan mobilnya mereka saling melambaikan tangan, simbol salam perpisahan.

Nancy melajukan mobilnya, meninggalkan area komplek elit itu. Dan tak menyadari bahwa ia berpapasan dengan mobil Daddy-nya yang baru pulang dari kantor, begitupun dengan Reynald, yang tidak menyadari mobil Nancy.

~~~

Bip

Nancy sudah sampai di apartemennya, ia kembali mengunci pintu dan melepas sepatunya. Semua barang sudah tertata dengan rapi sekaligus alat-alat elektronik yang tadi sudah ia beli, sudah siap pakai dan berada ditempatnya.

Memang dengan uang, apapun bisa terselesaikan. Dan sekarang, ia tidak perlu repot-repot untuk menata barang-barang itu dan tinggal memakainya.

Sekarang sudah jam lima sore, dan besok ia akan mulai bersekolah, disekolah barunya Alexandria High School. Sekolah swasta menengah keatas yang terkenal dengan keunggulan prestasinya, sekolah ini bisa dibilang elit, namun bukan sekolah internasional.

Ia bersekolah di Alexanderia Global High School ini memakai uangnya sendiri, ia sudah memikirkan matang-matang apa yang harus ia lakukan agar bisa hidup mandiri tanpa merepotkan Aunty Stella kembali.

Selama di Inggris, ia tinggal dengan Aunty Stella yang merupakan adiknya Mommy. Aunty-nya itu sangat baik dan selalu memanjakannya, apa yang Nancy inginkan selalu Stella turuti.

Sampai-sampai Stella rela membatalkan pernikahannya karena pacar Stella yang merasa bahwa Stella lebih memprioritaskan Nancy ketimbang dirinya.

Namun Stella tidak pernah menunjukan kesedihannya, ia hanya lebih fokus bekerja, untuk mengalihkan kesedihannya. Tetapi, Nancy yang mengetahui batalnya pernikahan Stella, sangat merasa bersalah.

Dan puncaknya adalah saat Stella sakit terkena maag karena tidak teratur makannya dan tipes karena terlalu sibuk dan kelelahan, padahal Nancy sudah sangat cerewet agar Aunty-nya tidak terlalu sibuk dan memperhatikan kesehatannya.

Sebulan setelahnya, Stella sudah kembali seperti biasa, ia mulai mengurangi waktu bekerjanya dan tidak terlalu memforsir tubuhnya.

Setelah dirasa Stella sudah baik-baik saja, Nancy mengutarakan rencananya untuk kembali ke Indonesia dengan alasan ingin belajar hidup mandiri dan ingin memberi balasan kepada orang-orang yang sudah menghancurkan keluarganya.

Sulit bagi Stella untuk mengizinkan Nancy tinggal seorang diri di Indonesia. Namun, saat Nancy mengatakan ingin memberi pelajaran kepada orang-orang yang sudah menghancurkan keluarganya, ia mendukung dan memberikan izin, dengan catatan selalu memberi kabar padanya dan bila terjadi sesuatu, jangan sungkan untuk meminta bantuannya.

Back to the topic

Nancy memasuki kamar mandi, ia menanggal pakaiannya dan mulai berendam di bathtub, dengan air hangat.

Helaan napas terdengar dari remaja perempuan itu, hari-hari yang sangat melelahkan baginya. Mulai besok ia akan membuka lembaran baru hidupnya dengan lebih baik, tanpa melupakan perbuatan orang-orang yang telah merusak kehidupannya.

Setelah selesai, ia memakai pakaian yang telah diberi oleh orang suruhan Aunty-nya untuk mengirim barang-barang Nancy yang di Inggris ke Indonesia. Dan tidak lupa memakai serangkaian skincare rutinnya.

Drrtttt drttt

Ditengah kegiatannya, tiba-tiba saja Smartphone yang berlogo apel digigit miliknya itu berbunyi, Pertanda ada yang menelpon-nya.

Ia beranjak untuk mengambil smartphone-nya yang berada diatas nakas samping kasur. Ternyata Aunty-nya lah yang menelpon, Nancy pun menggeser ikon untuk menerima panggilan.

"Hallo Aunty." Sapa Nancy saat panggilan sudah tersambung.

"Hallo sweetheart, how are you?" Tanya Stella dari seberang sana, dengan nada haru, karena ia sangat merindukan keponakan tersayangnya itu. "Aunty sangat merindukanmu sweetheart." Ungkap Stella masih dengan nada haru.

"Ouhh Aunty, Nancy Miss you too." Jawab Nancy yang juga merasa rindu dengan Aunty-nya itu.

"Bagaimana sayang apakah Reynald melukaimu?" Tanya Stella khawatir.

"No, Aunty, dia bilang dia merindukanku," sahut Nancy. "But, dia tetap saja masih mencintai wanita itu." Lanjutnya dengan nada yang lebih murung.

"Ouhh, Reynald stupid, tetap saja dia ingin dibodoh-bodohi oleh wanita ular itu!" Ingin rasanya ia terbang ke Indonesia dan mencekik kedua manusia bajingan itu.

Nancy pun hanya bisa menghela napasnya mendengar gerutuan Stella.

Ia-pun sama, ingin rasanya berteriak didepan wajah sang Daddy, bahwa ia sangat bodoh hanya karena cinta.

"Listen sweetheart, kamu hanya perlu mencari bukti dari kebenaran-kebenaran itu, dan memberitahukannya pada Reynald." Ujar Stella kembali. Memang selama lima tahun ini, ia dan Nancy berusaha untuk mencari fakta-fakta yang bisa-bisa menjatuhkan wanita licik itu.

And Boom! Fakta yang sangat mengejutkan berhasil mereka temukan. Dan tujuan Nancy kembali ke Indonesia adalah untuk mencari bukti kebenaran itu dan menghancurkan wanita perebut Daddy-nya.

"Aunty, kalo hanya seperti itu, tidak akan seru. Nancy bakalan bermain-main dulu sampai mereka terjebak dalam permainan Nancy, dan menghancurkan diri mereka sendiri." Ucap Nancy dengan seringaian licik di wajah cantiknya.

"Ouhh, that my niece. Ingat sweetheart, jika kamu perlu bantuan Aunty, bilang saja okayy, Aunty pasti akan bantu kamu."

"Of course Aunty, don't worry, Nancy bakalan berusaha untuk mengumpulkan bukti-bukti itu."

"Good girl, and now its time to you for rest, Aunty tau hari-hari kemarin sangat berat untukmu." Ujar Stella perhatian.

"Thanks Aunty, Aunty juga jangan terlalu sibuk bekerja dan jangan lupa makan, okay?" Balas Nancy.

"Of course sweetheart. Belajar yang benar besok disekolah yahh."

"Pasti, bye Aunty!"

"Bye sweetheart!"

Tutt

Dan setelah-nya panggilan itu berakhir, Nancy menghela napas panjang. Dan meninggalkan kamarnya untuk ke dapur dan memasak, karena ia sudah merasa lapar.

Ia mulai berkutat dengan alat-alat dapur untuk memasak banyak makanan untuk merayakan lembaran baru hidupnya, seperti salad sayur, sapo tofu, beef steak and shrimp, dilanjut dengan dessert nya yaitu blueberry cheesecake, dengan minumnya wine.

Jangan heran lagi, dengan Nancy yang sudah minum wine diumur yang masih lima belas tahun, pergaulan bebas dan diberi kepercayaan lebih oleh Aunty-nya adalah hal yang menjadi faktor utama ia mencoba hal hal itu.

Didukung juga dengan prinsipnya yaitu, pendidikan memang-lah penting tetapi lebih penting sebuah pengalaman. Ia memang pandai dalam pendidikan dan prestasi lainnya, namun pengalaman pun jangan sampai tertinggal, sama hal nya dengan mencoba sesuatu yang memang belum wajar diusianya. Mencoba tidaklah salah, tapi jangan sampai kecanduan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status