Share

Sertifikat

Hari ini, Abah masih uring-uringan. Sertifikat rumah yang entah mau digunakan untuk apa tetap tidak kelihatan. Aku hanya diam, duduk di lantai teras sambil memangku Amanda, menemani Zain dan Zidan bermain lego. Meski telinga risih dan mulut gatal ingin bicara.

Duh, Bang Sam, kenapa bikin masalah nggak kira-kira, sih? Gemasku luar biasa.

Rumah pemberian mertua yang nyaman pada awalnya mulai terasa gerah dan membuat tidak tenang. Rasanya aku ingin cepat-cepat hengkang.

Hati bertanya-tanya, Ayuk Fatma hidup nyaman dahulunya. Atau barangkali dia tipe perempuan yang pandai membawa diri dan tidak mengumbar aib suami. Bisa saja seperti itu. Ah, entahlah. Sepertinya aku harus belajar dari pendahuluku. Ayuk Fatma memang perempuan baik.

“Kenapa Abang dak jujur saja sama Abah tentang sertifikat itu?” tanyaku malam tadi.

Bang Sam hanya menggeleng dengan wajah frustasi. Aku tahu dia tidak akan berani. Namun, sampai kapan dia bisa menutupi kebohongan ini sebelum ketahuan.

Jika suatu hari nanti cici
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status