Karena penasaran, Hanz pun menghadapkan wajahnya ke Kamura dan bertanya, “Bagaimana kau bisa tahu? Apa itu sebuah ramalan?”Kamura menggeleng. “Bukan sebuah ramalan sama sekali. Aku benci ramalan. Asal kalian tahu bahwa lukisan tersebut dibuat sebelum kematian seorang Kazui. Apa kalian tahu siapa Kazui tersebut yang dimaksud?”Mendengar itu, Rei dan Musashi tercekat. Mereka berdua saja tidak tahu isu tersebut dan kurang mempercayainya.Lantas Rei maju beberapa langkah kemudian bertanya, “Siapa Kazui yang dimaksud?” Rei sampai mengeraskan rahangnya karena sangat penasaran.Sementara itu, Musashi menajamkan pandangan matanya, mengawasi kedua manik mata Kamura dengan sangat serius.Siapakah Kazui yang dimaksud?“Jika aku katakan, aku rasa kalian tidak akan percaya padaku. Jadi, untuk apa aku sampaikan?” Kamura lantas mengalihkan pembicaraan ke topik lain.Hal itu tentu saja membuat Rei dan Musashi sedikit geram.“K
Pameran pedang ini sebenarnya ada campur tangan Kuroi Kumo. Orochi Taoka punya peranan penting dalam acara tahunan tersebut. Bisa dilihat bahwa sebagian benda-benda yang dipamerkan adalah milik Kuroi Kumo. Dengan kata lain, Orochi ingin memamerkan kepada dunia bahwa Kuroi Kumo memang punya dominasi besar di Jepang.Hanz cukup kaget saat tahu bahwa para pekerja di sini merupakan anak buah dari Orochi itu sendiri. Jadi, tidak heran kalau Misuki sedari tadi memberikan pujian tak henti bagi Kuroi Kumo.“Aku harap, acara ini diselenggarakan tiap bulan,” ucap Misuki dengan ekspresi wajah terkagum-kagum.Hanz menghadapkan wajahnya ke Misuki lalu bertanya, “Apa benar baju zirah ini milik Kenji Torada? Dan dipakainya ketika menghabisi nyawa Hirohito?”Misuki mengangguk pasti. “Ya, tentu saja. Zirah dan pedang ini merupakan milik Kenji Torada, dipakai ketika membunuh Hirohito. Karena itulah diletakkan di ruangan khusus dan tidak sembarang orang bisa menyent
Ketika Musashi dan Hanz melarangnya, atau bermaksud ikut menemani kembali naik ke atas, Rei malah menolaknya.“Biarkan aku kembali ke atas. Bisa jadi ada sesuatu yang penting dan ingin dibicarakan.”Kamura dan Misuki tak tinggal diam. Salah satu dari mereka pun berkata, “Ya, biar Tuan Rei saja yang naik ke atas.”Sebelum Rei beranjak dari sana, tiba-tiba saja muncul Kenji Torada, lalu menyela pembicaraan. “Wow! Ada tamu spesial rupanya.”Kamura menundukkan kepalanya. “Tuan Kenji, maafkan kami, karena sekarang Tuan Rei sedang ada urusan sebentar. Izinkan kami membawa dia ke atas.”Kenji mengangguk pasti. “Ya, silakan. Sekarang, aku mau bicara sama Musashi saja kalau begitu. Biar nanti aku bicara sama Tuan Rei yang terhormat. Akan ada banyak bahasan, tentang pedang, samurai, dan tentu saja tentang perseteruan lama yang hingga kini belum bisa terlupakan.”Tidak lama berselang, Rei pun pergi dari sana, ditemani oleh Kamura dan Misuki
“Diam kau, Kenji!” Musashi tetap tenang meskipun dadanya semakin bergemuruh. Selama ini, berulang kali Musashi memberikan tantangan duel pedang kepada Kenji, tapi Kenji selalu menolak dengan beragam alasan.Untuk menutupi sikap pengecutnya, Kenji selalu membahas kekalahan Kazui dan kematian Hirohito. “Tidak ada yang meragukan keterampilan kau dalam menggunakan pedang, Musashi. Bahkan, jika lawannya memakai dua pedang sekali pun dan kau hanya satu, kau akan memenangi pertarungan. Kau sangat tangguh!” Justru Kenji memberikan pujian untuk menyembunyikan rasa takutnya yang besar itu.Kenji selalu menolak kalau Musashi mengajak duel pedang. Sudah ada dua orang hebat dari Kuroi Kumo yang mati di tangan di Musashi saat duel pedang yang pernah dilaksanakan di waktu lalu. Musashi selalu menang dan dua lawannya tersebut mati di tempat. Oleh karena itu, Kenji tidak mau mati konyol.“Kau jago karate, Kenji. Jika kau mau, ayo kita bertarung dengan tangan kosong. B
Di sekitar ruangan khusus yang tidak begitu luas itu sudah ramai disesaki oleh sejumlah orang, mulai dari pengunjung sampai petugas pameran. Semua orang sangat kaget saat tahu orang yang mati terbunuh itu memang benar Rei Kazui!Musashi menerobos kerumunan dan langsung merangsek masuk hingga pas di hadapan ayahnya yang sedang tertempel di dinding. Sebilah pedang katana menancap di dada kiri Rei, menembus tubuhnya sampai memaku dinding sehingga membuat tubuhnya tersangkut di sana. Kepala Rei sedikit tertunduk, sementara kedua tangannya memegang sebuah pedang. Di tubuh Rei banyak bercak darah dan lebih dari lima sabetan pedang. Jika dilihat dari kondisi Rei sekarang yang sangat sekarat, sepertinya dia habis melawan seseorang yang sangat tangguh.Tadi sebelum kejadian, baju zirah yang dipajang di dalam ruangan tertata rapi, tapi sekarang keadaannya sudah berubah. Pedang yang berada di sampingnya pun posisinya sudah beruba, tidak lagi berada di samping baju zirah, mela
Hanz terkesiap, sebab teringat dengan lukisan. Posisi baju zirah, Rei Kazui, bahkan bercak darahnya, hampir sama dengan apa yang ada di dalam lukisan. Kenapa bisa terjadi? Apa ini sebuah kebetulan?Hanz teringat dengan satu sosok yang sedang berada di dalam ruangan. Pandangannya langsung mengarah ke Kenji Torada!Kenji adalah pemilik baju zirah dan pedang katana, sekaligus orang yang erat kaitannya dengan lukisan tersebut.“Kenji, apa kau tahu siapa orang yang melukis satu lukisan di bawah?” tanya Hanz secara tiba-tiba, tentu saja pertanyaan itu mengagetkan banyak orang.Tersentak, Kenji menjawab dengan cukup tenang meskipun keringat dingin bermunculan di wajahnya. “Lukisan yang di bawah itu. Baiklah, karena kita sedang serius sekarang, aku tidak mau menyembunyikan sesuatu. Ya, lukisan tersebut adalah karyaku sendiri.”Mendengar itu, Hanz dan Musashi terkejut. Artinya, Kenji benar orang yang merencanakan pembunuhan terhadap Hirohito yang
Kematian Rei Kazui membuat Musashi sangat terpukul. Setelah kematian Hirohito, sekarang dia pun harus ditinggalkan oleh ayahnya. Kepergian ayahnya telah membangkitkan amarahnya. Jika nanti pelakunya sudah ketahuan, dia bersumpah akan membalaskan dendamnya.Begitu juga bagi Hanz, kepergian Rei merupakan tamparan keras bagi dirinya. Selama ini Rei mampu memimpin dan mengelola Akai Taiyo dengan sangat baik. Bagi Hanz, Rei adalah sosok pemimpin sejati yang membawa perubahan dan kemajuan. Tapi sekarang, semua telah hilang. Dia pun bersumpah akan membalaskan dendamnya kepada pelaku pembunuhan.Sepakat, Musashi dan Hanz menilai bahwa kasus pembunuhan ini erat kaitannya dengan Kuroi Kumo. Meskipun Kenji, Yushida, Kamura, dan Misuki bukanlah pelaku pembunuhan, tetapi mereka punya peran di balik pembunuhan ini. Alasannya adalah tentu saja mereka merupakan orang Kuroi Kumo dan setidaknya mereka mendukung Kuroi Kumo.Tapi sayangnya, Hanz tidak punya bukti jelas. Di si
Hanz kembali mengitari ruangan. “Coba kalian perhatikan goresan-goresan di dinding ini! Coba kalian pikirkan, siapa orang yang telah membuat goresa serapi ini? Apakah Tuan Rei Kazui? Ataukan si pemakai baju zirah?”Semua orang di sana lantas memperhatikan dinding tersebut. Garis-garis bekas tebasan memang terlihat lebih rapi. Hal demikian membuktikan bahwa tidak mungkin goresan tersebut merupakan bekas tebasan dari Rei maupun lawannya.“Musashi, coba kau perhatikan cara ayahmu memegang pedang ini?” Hanz mendekati mayat Rei yang masih dari tadi dalam posisi berdiri dan tertunduk.“Apa?” Musashi terbelalak heran. “Tidak! Ayahku tidak pernah meletakkan tangan kirinya di atas tangan kanan saat memegang pedang.”Hanz menghadap ke mereka semua seraya tersenyum sinis. “Ketika kami tadi masuk ke sini, hanya ada satu pedang, yakni pedang di samping baju zirah itu yang sekarang tertancap di tubuh Tuan Rei. Tapi, kenapa malah sekarang Tuan Rei memegang