Share

Penguntit

57

Tak lama kemudian, Galih kembali ke rumah sakit dengan membawakan makanan untuk Laras. Ia mempercepat langkah kakinya saat ruangan Laras sudah terlihat di depan mata. Ia segera berlari kecil setelah dekat dengan pintu.

Lelaki itu membuka pintu, dan ketiga pasang mata yang ada di ruangan itu segera menoleh ke arah pintu.

"Kenapa lama banget, Gal," protes Bu Irma pada putranya. Wanita paruh baya itu memanyunkan bibirnya.

"Ma–maaf, Ma. Tadi di penjual buburnya lumayan ngantre sih," sahut Galih seraya berjalan mendekati ranjang.

"Ya sudah, sini cepetan kamu suapin makannya, Laras. Mama sama papa juga mau cari makanan dulu ke luar," ujar Bu Irma sambil bersiap untuk pergi. Ia melirik suaminya yang terlihat masih duduk santai di atas sofa.

"Ayo, Pa, kita beli makanan dulu," ajak Bu Irma. Tangannya terulur pada sang suami.

"Ayo, Ma. Galih, Laras, kita pergi dulu, ya," ucap Pak Dhanu berpamitan pada anak serta menantunya.

Padahal dia kurang mengerti kenapa istrinya mengajaknya untuk kelua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status