Share

43. KITA INI TIM

“Ja-jangan!” Teriakan itu berasal dari Dida. Perempuan itu mencoba berdiri, walau butuh sedikit perjuangan. “Jangan keluar. Aku tahu dan sadar, kalau levelku masih di bawah kalian … tapi, dari pada mengeluarkan Pak Candra yang jelas memiliki skill lebih baik dari aku. Lebih baik aku aja yang keluar, karena aku pasti jadi beban buat kalian,” ucapnya.

“Loh, kok, kakak yang keluar, sih?” sergah Idun. Dari raut wajahnya terlihat, bahwa anak laki-laki itu tak ingin Dida meninggalkan timnya. “Lagi pula sebelum dia, Kak Dida yang lebih dulu masuk ke tim ini.” Idun menunjuk Candra tanpa segan.

“Tapi … aku-aku nggak mau jadi beban kalian.” Dida menunduk dengan perasaan bersalah.

“Nggak, siapa yang bilang Kakak beban kita?”

“Pak Candra yang bilang,” timpal Dida dengan setengah berteriak. Terlihat mata perempuan itu berkaca.

Jauh dari dalam lubuk hatinya, Dida merasa sakit ketika dianggap sebagai beban tim. Memang, kemampuan Dida berbeda dari yang lain,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status