Share

Bab 46

“Kalian tenang saja, ini hanya sekedar bunganya saja. Dengan cepat aku akan membuat kepala semua anggota Keluarga Camin terpajang rapi di depan kuburan kalian!”

Selesai mengucapkan omongan ini, dia mengubur kedua kepala itu secara bersama di depan kuburan kakek kepala panti. Dia beranjak pergi setelah melepaskan pakaian bernoda darah di tubuhnya dan membakarnya di depan umum.

Tak lama setelah dia pergi, sebuah tubuh kecil muncul di depan batu nisan dengan nafas terengah-engah.

Melihat kuburan yang kosong, tubuh kecil Ria bergetar dan air matanya mengalir dengan tak tertahankan. “Dia……kemana dia sebenarnya?”

“Jangan-jangan dia bukan Adik Kerikil Kecil?”

Dia terduduk keras di atas lantai. Kepalanya menempel erat pada sepasang pahanya dan merasakan kesepian yang mendalam.

Tiba-tiba, dia mencium sebuah aroma darah yang samar-samar. Begitu melihatnya, dia baru menyadari bahwa aroma darah itu berasal dari tanah di bawah kakinya.

Dengan berusaha menahan rasa tidak rela, dia mengulurkan tangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status