Share

Bab 85 Menghindar

"Lebih baik Anda buang saja jaket itu Tuan, daripada merepotkan Anda," jawab Shanaz.

Jantung Lorenzo bagai dihantam batu, mendengar kata-kata yang keluar dari mulut wanita yang ada di depannya. Wanita yang terbiasa berkata santun tega memilih kosa kata seperti itu, hampir sulit dipercaya.

Lorenzo tertawa hampa. Lalu menganggukkan kepalanya. "Okey," ucapnya. Tersenyum pahit.

"Maaf Tuan, saya mau kembali ke kamar saya. Permisi," pamit Shanaz lagi. Ia juga merasakan sakit yang sama dengan yang dialami oleh Lorenzo, tetapi ia tak punya pilihan lain.

Sekuat hati dia berjalan ke kamar dan menahan rasa sesak yang memenuhi dadanya. Shanaz membuka pintu kamarnya cepat-cepat. Menguncinya lalu merebahkan tubuhnya dengan kasar di atas kasurnya.

Shanaz menggelengkan kepalanya di dalam bantalnya, agar tangisnya tak dapat didengar oleh orang lain. Ia meluapkan perasaan yang tertahan itu. Shanaz merasa dirinya orang paling jahat sedunia saat ini.

Shanaz memukul-mukul kasurnya, merasa terluka sendiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status