Share

Bab 86 Pergi Tanpa Pamit

Damar menyetujui cuti yang diajukan oleh kepala pelayan yang ada di depannya. Bukankah tidak manusiawi jika melarang seseorang yang ingin pulang karena mengantar neneknya ke peristirahatan terakhirnya?

"Jadi itu alasanmu menangis sampai mata kamu seperti itu?" tanya Damar menunjuk ke wajah Shanaz.

"Benar, Tuan Besar. Karena saya merasa sangat kehilangan nenek saya," jawabnya.

"Baiklah kalau begitu. Kamu bisa pulang sekarang," ucap Damar. Kamu bisa minta supir untuk mengantarkan kamu pulang," lanjutnya.

"Terimakasih atas izin yang Tuan berikan kepada saya. Akan tetapi saya bisa pulang sendiri Tuan," tolak Shanaz dengan halus.

"Aku sungguh ikhlas memberikan bantuan, tolong terimalah," ucap Damar.

Shanaz menggelengkan kepalanya. "Tidak Tuan. Sekali lagi terimakasih." Ia tetap pada pendiriannya.

Damar mengangguk. "Ya sudah kalau begitu. Saya harap kamu dan keluarga diberikan kesabaran ya. Dan semoga nenek kamu beristirahat dengan tenang," ucapnya.

"Amin Tuan. Terimakasih atas doa tulus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status