Share

Bab 144. Terbongkarnya Rahasia Besar

Sekali lagi. Aku menghela napas pelan. Malam ini aku memilih duduk di taman rumah sakit sendirian sambil merenung. Selepas menguping pembicaraan Tsabit dan Bu Zela, aku menjadi hilang semangat untuk terus berada di sana. Aku khawatir jika terus menguping, Candra akan tahu perasaanku yang gamang gara-gara mendengar ucapan mertuaku sendiri.

Entah mengapa perasaanku mendadak kecewa ketika mengetahui Tsabit meminta kami memiliki bayi bukan karena keinginan sendiri tapi karena permintaan ibunya.

Jujur, aku sempat berharap dia mengatakan itu karena dia mencintaiku dan ingin menghamiliku atas keinginannya sendiri bukan paksaan tapi rupanya itu mustahil. Sampai sekarang pun ternyata Tsabit hanya terpaksa, dia belum bisa menerimaku seutuhnya sebagai istri.

Bodoh! Ya, aku sangat bodoh.

Sungguh, terlepas dari kekecewaanku pada keadaan, nyatanya aku lebih marah pada diri sendiri karena terlalu berharap pada hubungan ini.

Seharusnya sejak awal aku tidak pernah menyimpan hati. Seharusnya sejak aw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rina Wati
lebih bagus katakan yg sebenarnya Hana,,pasti Tsabit bisa menerima masa lalumu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status