Share

Bab 145. Terpaan Fitnah

Perlahan aku mencoba untuk membuka mata , menggeliat dan mengganti posisi menghadap ke samping. Namun, ada yang aneh sepertinya bau yang kucium kali ini berbeda dengan bantalku yang biasanya. Kali ini wanginya lebih maskulin dan menenangkan.

Penasaran, aku menggulirkan pandanganku ke samping. Pupil mataku melebar tatkala menemukan wajah Tsabit tengah memandang cemas.

"Alhamdullilah, kamu sadar juga," ujarnya.

"Astaghfirullah! Mas, ada di mana aku sekarang?" tanyaku terperanjat.

Aku langsung mendudukkan diri. Kupegangi kepalaku yang masih terasa pusing sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang didominasi warna hitam dan putih.

Tsabit tersenyum sambil menatapku. "Kamu ada di kamar saya. Gimana? Udah baikan?" tanya Tsabit seraya memeriksa suhu badanku. Dia gegas memeriksa dahiku dan lalu mengepitkan termometr di mulutku.

Tak lama setelah mendapat hasilnya, pria yang sepertinya sejak tadi menungguku itu mengulas senyum simpul. "Oke, suhunya udah normal. Gimana kamu mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Alfia Widiyanti
dr cerita semuanya hana yg nyesek
goodnovel comment avatar
Rina Wati
itu pasti ulah tari,,jgn mudah terpedaya Han,,buktikan kl kamu benar dan buktikan didpn orng kl tamatan SMA tidak semuanya bodoh dan ceroboh,,justru sebaliknya bnyk Tamatan sarjana mempunyai pikiran picik dan dangkal
goodnovel comment avatar
Rsm_1987
update lagi dong kak.. udah ga sabar nih.. wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status