Share

Arloji di Kamar Sari

“Mana bisa kita menikah, Bang. Aku ini adik Abang!”

Lagi, Bang Damian menyentak napas kasar. Dia lalu mendorong kursi ke belakang, lekas beranjak bangun meninggalkan aku sendirian.

Ada-ada saja si Abang. Masa mau menikahi adiknya sendiri?

“Dek, sarapan buat Mas mana?” Aku berjingkat kaget saat Mas Erlangga ternyata sudah berdiri tidak jauh dariku duduk.

“Kamu mau sarapan apa?” tanyaku sambil menelisik tampilannya yang sudah rapi, mengenakan kemeja pendek berwarna hijau telur asin serta celana bahan berwarna hitam panjang. “Mas Erlang mau ke mana?”

“Kerja!” jawabnya serius.

“Kerja? Di mana?”

“Nggak tau. Mas lupa dulu saat sehat Mas kerja di mana. Makanya Mas mau nanya sama kamu.” Dia menjawab dengan polos, membuat hati ini mencelos hingga ke dasar.

“Kamu lagi sakit. Tidak usah kemana-mana.”

“Tapi aku laki-laki. Harus bertanggungjawab menafkahi istri dan anak.”

“Iya, aku tau.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status