Karena cinta, Nayla tidak peduli seberapa kasar Elvan terhadapnya. Bahkan, ia tetap mencintainya saat mengetahui Evan lebih memprioritaskan sahabat perempuannya, Emma. Hanya saja, saat Emma menyatakan perasaannya ke Elvan, Nayla mendadak cemas .... Haruskah ia mengakhiri perasaannya ini dan membatalkan pertunangan mereka?
View MoreEsok harinya, Laras datang ke rumah Nayla dan mengajaknya masuk ke mobil untuk bicara. Laras hendak meminta maaf karena telah membatalkan perjodohan antara Nayla dan Elvan. Laras berkata dengan lembut, "Nayla, aku minta maaf atas semua yang terjadi. Aku tahu ini semua pasti sangat sulit bagimu. Tapi aku ingin kamu tetap semangat dan mencari kebahagiaanmu sendiri. Kamu harus menemukan orang yang tepat dan menjalin hubungan dengan orang yang kamu cintai."Laras menambahkan bahwa ini pertemuannya yang terakhir dengan Nayla karena ia akan pergi ke luar negeri. Ia berharap Nayla dapat hidup dalam kebahagiaan.Nayla terkejut dengan semua yang dikatakan mama Elvan, tetapi ia tidak bisa berkata banyak. Ia hanya bisa membalas pelukan mama Elvan saat dia tiba-tiba memeluknya. Nayla hanya bisa berkata, "Iya, saya akan terus bahagia, Tante."Meskipun dalam hati, Nayla tidak yakin kapan ia bisa merasakan kebahagiaan itu. Ia bahkan bingung dan tidak tahu di mana ia bisa menemukan kebahagiaan terse
"Cukup kali ini saja, Kak. Aku mohon terima. Barang kali setelah mencoba kue buatanku ini suasana hatimu bisa membaik." Nayla terus memohon dan kembali mendorong tas yang hendak dikembalikan Elvan padanya.Elvan mendorong sebelah bahu Nayla agar menjauh dari hadapannya. "Jangan pernah berpikir kamu bisa mengerti suasana hatiku! Kamu tidak tahu apa-apa!"Nayla merasa sakit hati dengan balasan Elvan, tapi ia belum menyerah. Ia mendekat kembali, walau akhirnya lagi-lagi Elvan mendorongnya menjauh hingga keluar gerbang. Nayla melihat tatapan Elvan yang semakin marah, membuat hatinya juga ikut kesal."Kenapa, sih, Kak? Kenapa kamu sangat membenciku?" teriak Nayla. Tanganya yang sebelah mengepal kuat sambil menatap mata Elvan dengan berani."Cih! Kamu pikir saja sendiri! Aku muak berbicara panjang lebar dengan gadis naif sepertimu!" tegas Elvan. Nayla menghela napas panjang. Ia menahan diri untuk tidak menangis. "Setidaknya jangan membenci makanan ini, Kak. Tolong terimalah, setelah itu ak
Nayla duduk di kelas, tampak bersemangat berbincang dengan Clara. Ia sedang berencana membuat kue kering untuk Elvan sebagai hadiah. Nayla juga menceritakan kepada Clara bahwa ia memberikan gantungan kunci dan gelang kepada Elvan.Nayla tertawa kecil. "Tapi aku belum tahu apa Kak Elvan sudah mengambilnya atau tidak, karena aku diam-diam menaruhnya di tas Kak Elvan ketika dia berada di kamar."Clara mendengarkan cerita Nayla dengan perasaan campur aduk. Ia ingin mendukung Nayla, tetapi juga tidak ingin membuat Nayla sedih jika Elvan ternyata tidak menghargai hadiah tersebut. Namun akhirnya Clara memberikan dukungan dengan berkata, "Itu ide yang bagus, Nay. Aku harap Kak Elvan akan menghargai hadiah dan usahamu. Kamu telah melakukan yang terbaik. Mantap."Nayla tersenyum cerah, lega mendengar dukungan Clara. Ia merasa senang bisa berbagi cerita dengan sahabatnya. Walaupun sejujurnya Clara merasa khawatir bahwa Elvan mungkin tidak baik bagi Nayla. Meski tidak mengungkapkannya secara la
"Kamu harus tahu bahwa hanya melalui perjodohan itu bisa membuatmu sedikit berguna bagi keluarga!""Tolonglah jaga dirimu agar harapan keluarga kita tidak hancur!""Setidaknya agar aku tidak menyesal karena dulu mau merawatmu saat ketika ibumu sendiri ingin meninggalkanmu!" Kemudian Anton tiba-tiba mengungkapkan kebenaran yang selama ini ia sembunyikan. Anton dengan tegas mengatakan, "Asal kamu tahu bahwa ibumu sebenarnya masih ada dan hidup di dunia ini, tapi tidak memang mau menemuimu!"Pengakuan itu tentu saja membuat Nayla sangat terkejut, tubuhnya seolah membeku, dan hatinya terasa sakit. Papanya mengungkapkan itu dengan ekspresi kesal, semakin menambah rasa sakit dan kebingungan Nayla. Nayla merasa terpukul oleh fakta yang tiba-tiba itu. Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Semua terasa seperti pukulan berat baginya, karena ia merasa terkhianati oleh ibunya yang tidak mau menemuinya. Rasa sakit dan k
"Dari pada Kak Elvan membuang hadiah yang aku berikan, aku justru lebih lega jika Kak Elvan tidak menyadari bahwa ada sesuatu di dalam tasnya."Setelah meletakkan kembali tas Elvan ke tempat semula. Nayla bergegas ke dapur sambil membawa beberapa kresek. Ia membuka pintu kulkas, lalu memasukkan beberapa buah dan air mineral. Menggantikan alkohol serta minuman bersoda yang semula di dalam sana.Sementara itu satu kantung plastik yang tersisa bersisi cokelat batangan dan camilan ringan yang Nayla letakkan ke meja makan. Ia sengaja membelinya karena barang kali Elvan suka. Nayla pikir dengan memakan coklat bisa membuat suasana hati Elvan menjadi lebih baik."Akhirnya selesai. Apa sekarang aku harus memanggil Kak Elvan di kamarnya?" gumam Nayla, tak lama ia menggeleng."Tidak, dia pasti akan marah-marah dan mengusirku lagi. Lebih baik aku pulang dengan diam-diam."Kemudian Nayla bergegas keluar dari mansion Elvan untuk pulang. Hari sudah sema
Pagi hari, Nayla tiba-tiba merasa asam lambungnya kambuh. Akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit sendiri tanpa memberi tahu keluarganya. Ia merasa tidak perlu memberi tahu mereka, mengingat mereka tampaknya tidak peduli padanya. Dokter memberikan nasihat setelah selesai memeriksa. Ia tersenyum hangat. "Nayla, kamu harus berusaha untuk tidak stres, ya. Salah satu penyebab asam lambung sering naik adalah karena banyak pikiran," ucap dokter itu dengan nada yang penuh kepedulian. Nayla hanya bisa menjawab seadanya. Ia tidak yakin bahwa ia bisa berpikir tenang akhir-akhir ini. Nayla entah kenapa jadi sedih mendengar kata-kata perhatian dari dokter, karena mengingat orang tuanya sendiri tidak pernah memberikan perhatian seperti itu padanya. Sementara itu, Nayla memutuskan untuk tidak memberi tahu Clara tentang penyakitnya. Ia juga memutuskan untuk tidak masuk kuliah hari ini. Nayla merasa perlu untuk beristirahat dan mencoba untuk meredakan str
"Sampai kapan kamu tidak akan jujur padaku?""Memangnya apa yang aku sembunyikan darimu? Jangan memancing keributan, Ma.""Ini lipstik siapa di mobil? Aku tidak pernah membeli merk murahan. Bisa tolong kamu jelaskan?""Oh, itu ...." David terdiam sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Itu lipstik temanku, Ma. Dia meninggalkannya di mobil saat kami pergi makan siang kemarin." "Temanmu? Teman yang mana?" tanya Laras dengan nada curiga. "Namanya Sari, Ma. Dia teman kerjaku. Kamu belum pernah bertemu dengannya." David berusaha menjelaskan dengan sejujur mungkin. "Lalu apa? Kenapa dia bisa meninggalkan lipstiknya di mobilmu? Itu tidak masuk akal, kamu harus lebih jujur padaku, Pa." Laras menatap dengan tajam. David menarik napas dalam-dalam, merasa dadanya terjepit. "Ma, aku tidak berbohong. Sari memang meninggalkan lipstiknya di mobilku. Dia sedang mencari lipstik itu, dan aku berencana mengembalikannya besok."
Sampai di dapur, Nayla terkejut saat melihat kulkas yang kosong tanpa ada bahan makanan. Ia pun merasa perlu untuk melakukan sesuatu, akhirnya memutuskan memesan makanan secara online.Sambil menunggu makanan datang, Nayla duduk di meja makan dan menatap sekeliling mansion Elvan yang megah. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bergumam kagum.Tak lama, ketika makanan sampai, Nayla membawanya ke kamar Elvan. Dengan senyum ia mengetuk pintu beberapa kali, tetapi tidak ada balasan. Ketika Nayla hampir putus asa, pintu akhirnya dibuka. Elvan muncul di ambang pintu dan tampak marah.Walau begitu Nayla merasa lega melihat Elvan, tapi lagi-lagi reaksi Elvan tidak seperti yang ia harapkan. Elvan tiba-tiba melempar makanan yang dibawanya dan menolak tegas apapun yang diberikan Nayla. "Sialan! Kenapa kamu tidak segera pergi dari sini, Nayla?! Apa kamu benar-benar tuli dan tidak mendengar perkataanku tadi?!" ucap Elvan dengan nada tinggi.Nayla merasa terpukul dengan kata-kata Elvan. Jantungn
Setelah napasnya kembali normal, Nayla mengangkat kepala. Melihat Elvan yang menunduk diam. Nayla kemudian berdiri mendekat dan duduk di sebelahnya. Jantung Nayla berdenyut kencang ketika tangannya hendak menyentuh pundak Elvan."Kak," panggil Nayla lirih. Sebelum tersentak kaget saat Elvan menepis tangannya kasar."Jangan sentuh aku!" bentak Elvan. Menatap Nayla dengan tajam.Nayla menghela napas pelan. "Maaf."Suasana pun kembali hening, Nayla bingung harus berbicara apalagi agar Elvan tidak marah. Lebih tepatnya ia harus apa agar Elvan bisa tenang dan dan tidak emosional padanya."Kak, aku—" Ucapan Nayla terhenti ketika matanya menyadari sesuatu. Ia Seketika membelalakkan mata."Kak! Kamu terluka! Siapa yang memukulimu?" pekik Nayla begitu melihat rahang dan pipi Elvan yang tampak membiru serta bengkak.Nayla meringis sambil menutup mulutnya dan berdiri. "Kamu harus diobati, kak! Luka itu bisa infeksi jika dibiarkan!""Jangan pedulikan aku!" sentak elvan mengepalkam tangannya.Nayl
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.