Share

Tangis

"Mas, buruan masuk rumah!" perintah Merva saat Marvin baru saja memasukan motornya.

"Hampir aja aku nelepon mas Marvin," imbuhnya.

"Ada apa sih, Mer?" tanya Marvin heran.

"Ada orang tuanya mbak Ibel,"

"Haaahhh?! Kenapa mereka ke sini?"

"Nyari mas Marvin. Nangis-nangis tuh. Tapi mamah malah marah-marah,"

"Haaahhh?!"

"Udah buruan masuk mas!"

Tanpa melepas jaketnya Marvin bergegas memasuki ruang tamu. Merva berjalan di belakang kakaknya. Saat Marvin makin mendekati pintu masuk ruang tamu, terdengar mamanya Marvin berbicara dengan suara keras. Sedangkan papanya Marvin berusaha menenangkan istrinya tersebut.

"Udah dong mah! Jangan marah-marah gini! Bisa darah tinggi nanti!" ujar papanya Marvin seraya memegangi istrinya itu.

"Mamah kesel pah. Apa dia pikir, mereka aja yang malu. Kita lebih malu lagi. Mamah aja sampai sekarang masih bingung mau ngomong apa ke saudara-saudara tentang pembatalan ini,"

"Sssstttt...Sudah. Sudah. Itu Marvin sudah datang. Biar dia yang menyelesaikan. Vin, urus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status