Share

BAB 28. Kontrakan diet.

Kutelepon balik nomor ibu. Malah tidak diangkat. Aku Telepon ke nomor Mas Arman pun tidak dijawab padahal aktif. Terserah saja lah, aku lelah lebih baik tidur saja.

Baru saja mau mengunci pintu ada ambulance masuk halaman rumah. Sirinenya memekakan telinga. Mengundang para tetangga.

Aku kaget siapa yang sakit? Apa bapak atau Intan?

Kubuka pintu lebar-lebar. Petugas menurunkan kursi roda ternyata Mas Arman. Astaghfirullah ... berarti tadi Mas Arman kecelakaan.

“Ooii sudah pulang juga kamu mantu geblek! Kurang aj*r ya, kamu! Ditelepon enggak diangkat! Habis dari ngelont* kamu!” teriak ibu tanpa malu. Aku jadi pusat perhatian orang-orang. Mas Arman tampak melambai-lambaikan tangannya meminta ibu untuk tidak marah-marah padaku.

Malu? Tentu saja tidak! Aku sudah biasa dipermalukan begini. Biar Tuhan saja yang balas. Aku tidak mau capek-capek membalas dan mengotori linsanku.

“Bu, ini Masnya mau diantar sampai dalam atau tidak? Kami masih ada kerjaan lagi,” ujar petugas ambulance.

“Iya, sini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nyaprut
mulut mertuanya itu minta di sumpal sama sandal
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status