Share

Part 25

POV Devi.

Memantas diri di depan cermin, menatap wajahku yang semakin cantik memesona juga tanpa cela. Sekarang tidak ada lagi yang bisa menolak pesona Devi, termasuk si Haris, laki-laki yang sudah lama aku incar, tetapi selalu saja cuek dan terlalu bucin kepada Ambar.

Bukannya tidak tahu berterima kasih karena dulu perempuan itu pernah menyelamatkan hidupku, ah, mungkin kata-kata menyelamatkan hidup itu terlalu berlebihan. Dia hanya memberikan setetes darah saja, masa iya aku harus bertekuk lutut dan selalu merasa berhutang budi kepadanya?

Lagian, siapa suruh dia sok baik dan mendonorkan darah untuk aku. Kalaupun dia tidak mendonorkannya, sudah pasti pihak rumah sakit akan mencarikannya di PMI, walaupun golongan darahku itu tergolong langka dan hanya orang-orang tertentu yang bisa mendonorkannya. Tetapi kan tidak harus Ambar, supaya dia tidak besar kepala dan merasa kalau aku berhutang nyawa kepadanya.

Entahlah. Sejak dulu hingga saat ini, menga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status