Share

48. Karma Pelakor

Esti

"Mau sampai kapan kamu menangis begitu, Esti? Kamu gak ada makan. Muntah terus, dan sekarang malah gak bisa bangun. Nasib kamu gak akan balik lagi. Galih pun gak akan balik lagi sama kamu. Apa yang kamu tanam, itu juga yang pasti kamu dapatkan. Sudah, ini makan dulu, Bapak udah belikan bubur. Kata bude kamu, seharian ini kamu gak ada makan." Aku masih berbaring dengan tubuh amat lemah. Semua tenagaku terkuras karena sejak aku ditalak suamiku, aku tidak bisa makan apapun. Jangankan untuk menyapu rumah, ke kamar mandi saja aku harus dipapah oleh bapak atau bude.

"Esti, ini makan!"

"Enneg, Pak."

"Ya tapi kamu harus makan. Biar anak kamu bisa tumbuh sehat."

"Ini bukan anak Esti, Pak. Ini anak lelaki itu," jawabku dengan hati begitu sedih dan kecewa luar biasa. Sebuah kesalahan fatal yang membuatku ingin rasanya kembali lagi ke masa itu dan menolak tawaran menggiurkan soal uang.

"Bukan anak kamu bagaimana? Lah, wong, kamu juga enak' toh? Bapak udah keburu sakit kepala jika ingat per
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status