Share

TANDUKAN

Ketika ia membuka pakaian, aku membantunya. Ia membiarkan saja tanpa kata-kata. Lalu mengikutinya ke toilet. Mas Adnan pun tak bereaksi.

Ini adalah kesempatan terbaik, aku akan memberinya servis paling memuaskan. Mas Adnan pun tak menghardikku saat lebih intens lagi menyentuhnya.

Hmmm, sepertinya lelaki ini memang menginginkannya. Baiklah, Sayang, aku akan membuatmu terkapar.

Kami pun melupakan sejenak pertikaian. Bahkan mungkin akan selesai dengan persatuan raga ini. Begitulah mas Adnan, ia tak akan berdaya kalau sudah urusan pemenuhan biologisnya.

Jika tetap seperti ini, selamanya ia akan ada dalam genggamanku.

*

“Mas, aku tuh kangen berat loh sama kamu,” kataku setelah kami selesai membersihkan badan dan berganti pakaian.

Aku bicara sambil mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Pria ini hanya asyik menatap cermin. Mungkin juga sedang mengingat permainan panas barusan.

“Aku pijitin, ya. Ayo sini!”

Aku menarik tangannya hingga kini kami ada di ranjang. Setelah badannya telungkup,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status