Share

TAK PERCAYA

ELA

Mas Adnan mengambil sesuatu dari tas selempangnya. Ia kemudian menyodorkan sebuah amplop berukuran panjang.

“Ini surat panggilan sidang perceraian kita. Besok datanglah ke pengadilan agama!”

“Sidang perceraian? Maksud kamu apa, Mas? Kamu gugat cerai aku? Kamu masih waras’kan tiba-tiba ngomong cerai?”

Aku memberondong lelaki itu dengan sekian pertanyaan. Yang ditanya bukannya menjawab, malah melengos dari balkon. Kukejar pria yang masuk ke dalam kamar hingga tubuh ini sekarang menghalau langkahnya.

“Aku mau mandi, minggirlah!” katanya dengan nada datar.

Sebenarnya salah makan apa, sih, ini orang? Kenapa tiba-tiba jadi menyebalkan begini?

Aku mencekal tangan pria yang baru kusadari matanya tak mau bertemu pandang. Untuk itu kusengaja mengunci bola bening itu agar tak bisa lepas lagi.

“Kita bisa bicara baik-baik’kan? Jangan begini, Mas. Ayo kita ngobrol dari hati ke hati!”

Mas Adnan tetap diam. Lalu ia mengambil ponsel, mengusap layar dan mencari sesuatu di sana. Setelah itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status